Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Perancis dan Jepang di Antara Piala Dunia, Roti dan Nausica

17 Juli 2018   07:00 Diperbarui: 18 Juli 2018   08:53 2745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://wp.radioshiga.com

Salah satunya adalah keikutsertaan Jepang di Paris World's Fair pada tahun 1878, dimana Jepang dapat menimbulkan booming kekaguman warga Perancis akan hasil karya seni Jepang, sehingga melahirkan istilah "Japonism". 

Lukisan Ukiyoe banyak digemari, malah kemudian dikabarkan memberi pengaruh pada aliran impresionisme yang muncul di Paris. Misalnya Claude Monet, melukis seorang yang mengenakan kimono dalam lukisan yang diberi judul "La Japonaise".

Sebaliknya, Perancis juga banyak memengaruhi karya seniman Jepang, misalnya sastra dan seni rupa (lukis). Banyak seniman Jepang yang berkunjung ke Perancis dan beberapa bahkan menetap di sana. Diantaranya adalah Okamoto Taro, yang membuat Taiyou no Tou (Monumen Matahari) yang merupakan simbol dari Osaka Expo 1970, pernah tinggal di Perancis selama 10 tahun.

Lalu, mungkin pembaca sudah banyak yang tahu juga bahwa Tokyo Tower adalah menara yang dibangun dengan meniru Menara Eiffel di Paris.

Bukan hanya kesenian, bahkan untuk urusan perut, Jepang juga sangat bergantung dan menggemari "Perancis". Di Tokyo saja, ada sekitar 1.521 restoran masakan Perancis, yang merupakan jumlah terbanyak dari total sekitar 7.537 restoran Perancis di seluruh Jepang, menurut statistik tahun 2015. Selain banyak restoran Perancis, roti yang digemari masyarakat Perancis, juga menjadi kegemaran masyarakat Jepang. 

Di beberapa kafe atau toko roti disini, ada yang menyediakan menu sarapan pagi berupa roti dengan nama furansu-set (atau menu Perancis satu set), yang isinya secangkir cafe au lait (kopi susu) atau boleh diganti kopi pahit, dan beberapa potong campuran antara baguette, batard, boule, maupun croissant. Saya juga sering sarapan roti itu karena praktis (plus karena kalau pagi sering berangkat ke kantor dengan waktu mepet).

Lebih uniknya lagi, banyak toko roti di Jepang yang mempunyai nama toko dengan Bahasa Perancis atau nama daerah di Perancis, seperti nama toko roti langganan saya dekat rumah yang bernama Vie De France.

Yang terakhir, saya mau sedikit kembali menulis tentang sepak bola lagi. 

Tim Sepak Bola Jepang dan Perancis memakai nama julukan warna yang sama yaitu Biru. Perancis dengan tim "Les Bleus" dan Jepang dengan tim "Samurai Blue". 

Ada satu peristiwa di FPD setelah kemenangan Perancis melawan Kroasia, sewaktu tim Les Bleus berkerumun dan mengangkat trofi FPD dimana saat itu hujan air dan "hujan" kertas berwarna keemasan, sebagian masyarakat Jepang men-tweet bahwa peristiwa itu mirip dengan adegan di film animasi karya Miyazaki Hayao yang berjudul Kaze no tani no Nausika (Nausica of the Valley of the Wind). 

(sumber Getty Images)
(sumber Getty Images)
Potongan kertas keemasan dan baju biru yang dikenakan tim Perancis, persis seperti kata-kata yang ada di adegan film animasi tersebut yang berbunyi "sono mono aoki koromo wo matoite kin-iro no ya ni oritatsu besshi", yang terjemahan bebasnya adalah ramalan tentang orang yang memakai baju biru dan akan turun (datang) di daratan yang berwarna keemasan. Ramalan ini dalam animasi adalah ramalan mengenai akan datangnya penyelamat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun