Mohon tunggu...
Lupin TheThird
Lupin TheThird Mohon Tunggu... Seniman - ヘタレエンジニア

A Masterless Samurai -- The origin of Amakusa Shiro (https://www.kompasiana.com/dancingsushi)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Smartphone", Bencana atau Berkah?

13 Mei 2018   07:50 Diperbarui: 13 Mei 2018   08:13 983
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan semakin sepinya pasar karena fungsi dari masing-masing produk tersebut sudah tergantikan oleh smartphone, maka mau tidak mau produsen kemudian menurunkan volume produksi, atau bahkan menghentikan produksinya seperti yang terjadi pada Olympus. Akibatnya, orang-orang yang bekerja disitu juga mau tidak mau akan kehilangan pekerjaan. Misalnya pada kasus penutupan pabrik Olympus di Tiongkok, dikabarkan sebanyak 1700 orang akan dirumahkan.

Sayangnya, bencana dari smartphone tidak berhenti pada produsen elektronik lain saja. Manusia sebagai pengguna dari smartphone bisa terkena imbas bencana juga. 

Dengan adanya smartphone, disatu sisi memudahkan kita untuk beraktifitas dan bersosialisasi. Misalnya kita bisa "berteman" tanpa bersusah payah untuk bertemu muka. Cukup dengan sekali klik, "pertemanan" bisa terjadi. Semua orang sekarang bisa mem-broadcast apapun hanya dengan modal smartphone dan pulsa. 

Namun disisi lain, smartphone juga menciptakan bencana. Kita bisa saksikan dan rasakan sendiri, bagaimana hoax, fake news, ujaran kebencian, caci maki, bully, dan lain-lain mudah kita temukan dalam media sosial---misalnya facebook, instagram, whatsapp---yang terkadang mengganggu bahkan merusak tatanan kehidupan di dalam masyarakat. Kemudahan penggunaan dan kemampuan smartphone ternyata masih banyak digunakan secara tidak smart untuk kepentingannya sendiri.

Yang menjadi pembeda antara produsen elektronik lain dan manusia adalah, produsen elektronik (lebih) rentan terhadap perkembangan teknologi baru. Tidak ada jalan lain bagi mereka kecuali pasrah dan kemudian berhenti berproduksi. Terbukti bahwa bagi beberapa produsen kamera dan navigasi seperti yang sudah ditulis sebelumnya, keberadaan smartphone merupakan bencana.

Namun manusia sebagai makhluk yang dikaruniai akal, tentunya punya kemampuan untuk menentukan sendiri, apakah dia ingin membiarkan smartphone sebagai sumber bencana, atau sebaliknya membuat smartphone itu bisa menjadi berkah bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungan dimana dia berada (di RT, sekolah, kantor, kampus, atau cakupan yang lebih luas).

Smartphone sebagai wujud dari kemajuan teknologi, mempermudah manusia untuk melakukan segalanya. Teknologi bisa berubah (berkembang), namun manusia (seharusnya) tidak. Dari manusia pertama yaitu Adam yang diciptakan Tuhan dan dengan kodratNya, diberikan suatu yang tidak dimiliki makhluk lain yaitu akal. Tentu tujuannya diharapkan supaya manusia bisa menggunakan akalnya itu untuk kebaikan dirinya dan sesama. 

Dan tujuan ini tentu tidak akan berubah sampai kapanpun. Teknologi, hanya sebagai "alat", untuk mempermudah manusia mencapai tujuannya itu.

Manusia sebagai makhluk yang mempunyai akal, harus bisa menentukan bagaimana dia memanfaatkan smartphone sebagai salah satu wujud perkembangan teknologi, sebagai "alat" untuk mencapai tujuan asal (yang tidak berubah dari awal) keberadaan manusia itu sendiri. 

Mudah-mudahan pembaca bisa menentukan pilihan yang smart dan tepat agar keberadaan smartphone bisa menjadikan berkah bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun