Mohon tunggu...
Syibbli Zainbrin
Syibbli Zainbrin Mohon Tunggu... -

Psychology, Yarsi University https://www.youtube.com/channel/UCdyw0QB70mdgmwrGBjXJz1A http://syibblizainbrin.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pamer Kemesraan?

22 Maret 2016   10:53 Diperbarui: 22 Maret 2016   11:24 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


PUBLIC DISPLAY OF AFFECTION, atau disingkat PDA merupakan istilah yang digunakan untuk kegiatan bermesraan yang dipertontonkan di depan umum oleh pasangan. Pada beberapa negara bahkan memberikan aturan tegas dan tertulis mengenai perilaku ini, di Indonesia sendiri saya belum menemukan aturan hukum mengenai ini melainkan terdapat norma sosial dan adat yang kuat.

Apakah orang yang melakukan PDA ini tidak bisa mengontrol diri di depan umum yang menandakan kecerdasan terhadap sosialnya kurang karena tidak memahami aturan-aturan ? Sebuah penelitian menemukan bahwa tidak didapatkan hubungan PDA dengan kecerdasan emosi (Elfa Gustiara, 2013) yang menunjukkan perilaku ini dapat dilakukan oleh berbagai individu tanpa melihat tingkat kecerdasan emosinya.

PDA dapat ditunjukkan di media sosial, didapatkan ternyata pasangan yang mengganti status menjadi "berpasangan" di Facebook cenderung lebih senang dengan pasangannya (Gwendolyn Seidmen, 2014). Penelitian dari Emely & Muise mendapatkan bahwa bahagianya pasangan dapat dilihat dari Facebook-nya namun dengan mempertimbangan berbagai aspek sosial media tersebut seperti caption, status, atau foto.

Wait ! Ada juga yang "merasa bahagia" didalam INSECURITY atau perasaan tidak aman yang mereka rasakan dengan pasangan, dan hal itu tidak disadari ? Mengakui diri bahagia merupakan salah satu cara mental untuk menutupi sebuah kesedihan disebut dengan REAKSI FORMASI.

Sebuah artikel membahas bahwa individu yang terlalu sering mengumbar kemesraan dengan pasangannya menunjukkan bahwa individu tersebut merasa Insecure atau butuh untuk diakui, individu tersebut juga diikuti perasaan cemas, stress sampai curiga terhadap pasangan. Pada penelitian yang dilakukan pada 108 responden di jurnal Personality and Social Psychology (kelascinta.com) menemukan bahwa mereka yang sebenarnya cemas dalam hubungan asmara cenderung lebih sering menunjukkan kemesraan di sosial media. Ketika mereka mendapatkan respon positif dan orang memberikan komentar baik terhadap post yang dia pamer maka hal itu akan mengalihkan perasaan cemas, stress dan bahkan curiga yang dimiliki, hal ini tentu saja sebuah REWARD tersendiri bagi pasangan tersebut.

Sebuah artikel baru-baru ini membahas bahwa semakin individu sering memposting foto dan hal mengenai pasangan menandakan menandakan "aku tak ada apa apanya tanpamu" atau "kaulah satu-satunya yang berarti bagiku" (Sofia Monica, 2016). Ini dapat memprediksikan bahwa individu tersebut sangat membutuhkan pasangannya bisa jadi secara irasional.

Menurut Carole Altman, Ph.D bahwa orang butuh untuk melakukan PDA bahkan tujuannya semata-mata untuk menunjukkan dan memamerkan bahwa hubungan irang tersebut sangatlah intim dan erat.

Apa tujuanmu ?

This is not me, this is what research conclude, haha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun