Mohon tunggu...
Syurkani IK
Syurkani IK Mohon Tunggu... -

Banyak dinamika di lingkungan kehidupan kita. Kadang kita pahami dengan baik, kadang malah membuat kita bingung. Namun atas semua hal tersebut, sebagai warga lingkungan yang peduli, kita boleh menulis sebaris dua baris pendapat kita bukan?

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Presiden Bank Dunia Bukan dari Amerika?

10 Januari 2019   22:12 Diperbarui: 10 Januari 2019   23:20 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai penghargaan sebagai Menteri keuangan terbaik bahkan Menteri terbaik global telah beliau dapatkan.

Pengalaman beliau sebagai Menteri Keuangan di dua pemerintahan yang berbeda menunjukkan pribadi beliau yang mampu bekerja sama dengan siapapun dan dalam kondisi ekonomi yang sulit sekalipun. Prestasi Indonesia mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi di tahun 2018 dengan fundamental makroekonomi yang terjaga baik adalah bukti terbaru.

Sekiranya beliau menjadi Presiden Bank Dunia, saya yakin suara dan partisipasi negara-negara berkembang akan jauh lebih baik dan lebih berpengaruh.

Sebagai wakil negara berkembang, Sri Mulyani sangat memahami kepentingan dan kebutuhan negara berkembang. Apalagi saat ini dengan kondisi ekonomi global yang lebih multi polar dan ketidakkepastian yang semakin tinggi, maka sangat kritikal bagi negara-negara berkembang untuk mampu menunjukkan suara dan eksistensi dalam lembaga-lembaga global seperti Bank Dunia.

Dalam hal  Bank Dunia, bukan saja karena lembaga tersebut menjadi sandaran pembiayaan pembangunan banyak negara, namun peran dan pengaruh Bank Dunia dalam perumusan kebijakan ekonomi global sangat tinggi. 

Sejauh ini ada beberapa lembaga keuangan multilateral yang dipimpin oleh wakil negara berkembang seperti IFAD di Roma (International Fund for Agricultural Development), namun Presiden IFAD memiliki dwi kewarganegaraan (Togo dan Kanada).

Ada juga OPEC Fund di Wina dipimpin oleh direktur jenderal yang berasal dari Saudi Arabia, namun negara kaya minyak ini tidak butuh bantuan pembiayaan dari lembaga seperti Bank Dunia.

Terakhir Global Green Growth Institute (GGGI) yang bekerja merumuskan kebijakan perubahan iklim global, dipimpin oleh Ban-ki Moon, seorang mantan Sekretaris Jenderal PBB yang berasal dari Korea Selatan.

Namun Korea Selatan sudah memasuki level negara maju dan tidak lagi dapat memperoleh bantuan pembiayaan dari lembaga Bank Dunia.

Disamping itu, dengan memiliki seorang presiden dari negara berkembang dan seorang perempuan, Bank Dunia juga membuktikan bahwa lembaga tersebut benar-benar inklusif dan secara nyata membuktikan dukungannya untuk kesetaraan gender.

Kecurigaan banyak masyarakat di negara berkembang terhadap eksistensi Bank Dunia akan banyak berkurang, karena lembaganya dipimpin oleh wakil negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun