Mohon tunggu...
Rahmat Halawa
Rahmat Halawa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Guru Diharapkan Menjadi Asyik dan Menyenagkan

21 Maret 2017   01:12 Diperbarui: 21 Maret 2017   01:19 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Deden (Foto : Rahmat Halawa)

“Guru haram ini rata-rata gila hormat, mata duitan atau obyeker, sombong, killer, sok kenal sok dekat, judes, galak dan tak beretika,” ujar pria kelahiran 1980 ini. Kang Deden menambahkan, dampak buruk guru haram yaitu membuat siswa malas ke sekolah, emosi siswa tidak terkendali, stress dan tidak naik kelas.

Dia pun berharap, melalui pelatihan dan pemaparan materi disampaikannya itu, para peserta dapat menjadi guru quantum. Guru quantum, jelas dia, mampu mengokertrasikan pembelajaran menjadi sebuah pertujukan menarik dan menyenangkan, mampu memainkan berbagai gaya belajar anak, serta menghipnotis kelas dengan daya tarik.

Sementara itu, pemilik Yayasan Rumah Si Jempol Dhesy Pramulya Sagita mengatakan, pelatihan Guru Asyik dan Menyenangkan (GURAME) tersebut sebagai salah satu perwujudan kepedulian dirinya pada dunia pendidikan. “Acara ini adalah inisiatif kami sendiri. Pesertanya itu perwakilan guru-guru PAUD dari kabupaten/kota se Kaltara,” ujarnya.

Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama dua hari, yaitu Sabtu (18/3) hingga Minggu (19/3) di Gedung Serbaguna Kantor Walikota Tarakan itu juga berkat kerjasama pihaknya dengan Yayasan GURAME Yogyakarta. Selain itu, wanita lebih dikenal dengan sebutan Bunda Dhesy ini mengaku, suksesnya acara tersebut tidak terlepas dari dukungan beberapa sponsor. “Alhamdulillah ada beberapa yang mensponsori, yaitu Bankaltim, Erlangga, Kalbe, dan Melilea,” tuturnya.

Menurutnya, pelatihan seperti ini pertama kalinya diadakan sebuah yayasan di Kota Tarakan. Dia pun berharap, ke depannya ada yayasan lain ikut berpartisipasi. “Ya, tentu ini sangat banyak manfaatnya, karena mendidik anak usia dini berbeda dengan mengajarkan siswa SMP atau SMA. Kami mendorong yayasan lain untuk dapat menyelenggarakan talkshow seperti ini,” imbuh Dhesy.

Wanita kelahiran 1980 ini mengaku terinspirasi mendirikan Yayasan Rumah Si Jempol dari pengalaman hidupnya saat menuntut ilmu sejak SMP di Bojonegoro, Jawa Timur. “Namun, teladan utama kami adalah Nabi Muhammad Rasulullah SAW,” tandas dia.

Berdasarkan informasi disampaikan ketua panitia pelaksana kegiatan, Tri Yeni Utami, jumlah peserta mencapai 210 orang.

Kang Deden (Foto : Rahmat Halawa)
Kang Deden (Foto : Rahmat Halawa)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun