Sabtu malam, entah berapa lama ku menunggu malam-malam ini, yang ku tahu jika malam ini datang, keeseokan harinya aku tak akan bertemu dengan berbagai manusia penuh ambisi persaingan itu. Namun entah bagaimana aku melewatinya, malam inipun berlalu begitu saja, tak ada cerita tak ada romansa.
Yang ku sesali tak satupun seorang ku kenal untuk aku menitipkan rasa, sebuah rasa yang seharusnya juga aku punya layaknya kawan-kawanku yang sudah memilikinya.
Aahh... aku teringat malam kemarin ketika aku menatap sebuah gambar di layar HP, senyuman itu yang kemudian hadir dalam mimpiku, yah mimpi saja aku menangis sedih, ia datang mencoba membangunkan aku.
Entah mengapa aku tak ingin dia tahu apa yang tengah terjadi padaku, yang ku ingat saat itu dalam hatiku berkata jika aku mengatakannya dia akan membunuh mereka, entah apa maksud hatiku itu.
Aku menghampirinya yang duduk di sebuah sofa dan menyambutku dengan senyuman hangat. Tangannya merangkulku seakan kami sudah lama dekat tanpa sekat.
Aku membalas senyumnya dengan berlagak bahwa aku baik-baik saja, dan semua sudah beres tak perlu ada yang dipertanyakan. Beberapa saat lalu aku berfikir untuk memeluknya dan menangis dalam dekapannya ketika ia menghampiriku, namun aku tak melakukannya.
Aku ingat benar, bahkan ketika mataku terbuka dari tidurku itu, aku masih mengingatnya dan merasakan tangisan sedih dalam mimpiku, aku masih mengingatnya mimpi itu, juga semua adegan dalam mimpi itu aku ingat.
#DiaryMumpikuYog25Feb18
