Duka menyelimuti dunia maritim Indonesia. Berulang kali, kabar duka tentang kematian awak kapal di dalam tangki atau ruangan tertutup menggema. Kehilangan nyawa tragis ini tak hanya membawa duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi tamparan keras bagi keselamatan kerja para pelaut Indonesia.
Mencari Benang Merah
Di balik tragedi ini, terdapat benang merah yang perlu diurai. Kehabisan oksigen menjadi penyebab utama kematian para pelaut. Faktor-faktor seperti SOP yang tidak memadai, kurangnya pelatihan, hingga kelalaian individu diduga menjadi kontributor utama.
Menelusuri Akar Permasalahan
SOP yang tidak memadai sering kali menjadi celah bagi bahaya. Prosedur kerja yang tidak jelas atau tidak sesuai dengan standar keamanan dapat menjerumuskan para pelaut ke dalam situasi berbahaya. Kurangnya pelatihan  ( Enclose space drill ) juga menjadi faktor penentu. Para pelaut tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk menghadapi situasi darurat, seperti kekurangan oksigen.
Kelalaian individu juga tak bisa diabaikanseperti tidak ada nya melakukan risk assessment , Ketidakpatuhan terhadap SOP, kurangnya kewaspadaan, dan tindakan ceroboh dapat menjadi bom waktu yang siap meledak.
Mencari Solusi dan Pencegahan
Tragedi ini tak boleh terulang kembali. Upaya preventif dan solusi konkret harus segera diimplementasikan. Penguatan SOP dan pelatihan menyeluruh bagi para pelaut menjadi kunci utama. SOP yang jelas, terstruktur, dan sesuai dengan standar keamanan harus diberlakukan di semua kapal. Pelatihan rutin dan berkelanjutan juga harus dilakukan untuk membekali para pelaut dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menghadapi berbagai situasi darurat.
Menumbuhkan Budaya Keselamatan
Keselamatan kerja bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab kolektif. Budaya keselamatan kerja harus ditanamkan sejak awal, dimulai dari pendidikan maritim hingga penerapan kebijakan di perusahaan pelayaran. Para pelaut harus didorong untuk melaporkan potensi bahaya dan bekerja sama dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman.
Kesadaran akan Keselamatan