Mohon tunggu...
Syifa Wanda Nisrina
Syifa Wanda Nisrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi- UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Indonesia

9 Maret 2022   16:41 Diperbarui: 9 Maret 2022   16:57 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: cnnindonesia.com)

Perang antara Rusia dan Ukraina telah menjadi pembicaraan panjang di media internet hingga saat ini. Konflik antara kedua Negara ini tetap memanas dan banyak mengambil perhatian para masyarakat global.

Perang di Ukraina ini, secara global di anggap sebagai "bencana" bagi dunia yang dapat menyebabkan berkurangnya pertumbuhan ekonomi.

"perang di Ukraina terjadi pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah naik" ujar presiden Bank Dunia, David Malpass.

Chief Economist Permata Bank Josua Pardede menganggap bahwa perang antara Rusia-Ukraina ini dapat memberikan konflik ekonomi bagi indoensia. Setidaknya terdapat tiga jalur yang di anggap Josua dari dampak pengaruh perang Rusia-Ukraina.

Pertama, dapat dilihat dari jalur pasar keuangan. Konflik antara Rusia ke Ukraina yang telah menyebabkan peperangan ini mendorong kekhawatiran para investor global unutk mencari asset asset yang lebih aman atau safe haven assets, "kita lihat di sini sepertu USD, lalu juga komoditas emas dan juga obligasi pemerintah AS ini menjadi salah satu Hedging Assets dalam rangka memitigasi risiko yang bisa ditimbulkan sari konflik antara Ukraina dan Rusia tersebut" ucap Josua dalam Talks Podcast Series di Channel YouTube Bisniscom.

Sejauh ini pula, Josua juga melihat dampak kedua Negara memang relative terbatas. Jika melihat dari mata uang nilai rupiah, Indonesia saat ini masih dapat dibilang cukup stabil yaitu masih dalam kisaran Rp.14.300-14.400 per dolarnya.

Sedangkan dari sisi IHSG (indeks harga saham gabungan) sejauh ini juga masih cukup stabil meskipun memang akan terjadi koreksi karena kecenderungan dari para investasi global yang akan mencari asset asset yang lebih aman, dimana tentunya dapat memberikan koreksi. Sejauh ini pula secara tahun kalender dibangingkan akhir tahun lalu kinerja dari IHSG masih tercatat naik sekitar 290 poin per posisi pada tanggal 2 Maret, yang naik sekitar 4.4 persen.

(sumber: okezone.com)
(sumber: okezone.com)

Kedua, dampak perang Rusia-Ukraina terhadap jalur komoditas. Menjelaskan bahwa Rusia merupakan produsen minyak mentah dunia sehingga memberikan kekhawatiran kepada para pelaku pasar global dan memacu akan permintaan terhadap minyak mentah.

Saat ini, minyak mentah brent sudah naik, yaitu diatas 100 dolar per barel dan jika kita kaitkan dengan komoditas lainnya, harga komoditas lainnya juga akan meningkat, salah satunya ialah batubara.

"batubara juga meningkat sehingga tadi ada kekhawatiran berkurangnya suplai gas dari Rusia ke Negara Negara eropa, ini makanya permintaan terhadap batubara cenderung meningkat. Bahkan per tanggal 2 maret ini harga batubara sudah menembus 300 dollar per ton" ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun