Mohon tunggu...
Syifa Susilawati
Syifa Susilawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Mahasiswi Sarjana - Sejarah Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ide Zelfbestuur: Realisasi Gagasan PAN Islamisme HOS Tjokroaminoto dalam Pergerakan Sarekat Islam

4 April 2022   14:38 Diperbarui: 25 Mei 2022   22:32 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015). Sumber: bacaterus.com

Membaca dan merekonstruksi gagasan pemikiran HOS Tjokroaminoto sebagai tokoh besar dalam arus sejarah Indonesia, merupakan langkah tepat untuk dapat lebih mudah menelisik akar perjuangan kemerdekaan Indonesia yang dikemudian hari menjadi bara api revolusi yang menghidupi pergerakan "murid-murid asuh politik"-nya. Kiprah HOS Tjokroaminoto dalam Sarekat Islam tidak dapat dipisahkan dari peran seorang saudagar batik dari Surakarta yang sempat mengajaknya bergabung dalam pergerakan sarekat islam. 

Dalam tesisnya, Jaylani (1959) menyebutkan bahwa jika Haji Samanhudi (pendiri SDI) merupakan sosok trail blazer atau pioneer dalam menggagas ide nasionalisme islam, maka HOS Tjokroaminoto merupakan definer atau pelanjut dalam membangun gagasan nasionalisme islam yang lebih mapan.

Menilik dari kiprahnya yang cukup strategis dalam pergerakan Sarekat Dagang Islam, Sarekat Islam, Central Sarekat Islam, PSI hingga PSII. Maka tidak berlebihan, jika dikatakan bahwa ide atau gagasan politik-keagaman HOS Tjokroaminoto akan tercitra dalam berbagai sikap politik yang dikukuhkannya melalui pergerakan sarekat islam itu sendiri.

Ide nasionalisme dan kemerdekaan pertama kali digaungkan oleh HOS Tjokroaminoto melalui salahsatu kongres Sarekat Islam, yang  pada saat itu dapat disebut sebagai langkah yang cukup berani dan radikal. Sebagaimana yang tercatat dalam peristiwa Congress National 1 CSI pada 17-24 Juni 1916 di Bandung, tepatnya di Gedung Concordia (Gedung Merdeka sekarang). Ide atau gagasan kemerdekaan itu lahir dan dikenal dengan istilah Zelfbestuur, dalam bahasa belanda yang artinya pemerintahan sendiri. Dalam kongres ini pula, Sarekat islam berhasil mempelopori sosialisasi istilah nasional ke dalam kancah perpolitikan yang pada saat itu masih berada dibawah pemerintahan belanda. (Suryanegara, 2015)

Biografi, pemikiran politik-kegamaan dan kiprah politik HOS Tjokroaminoto

Raden Mas Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang dikenal dengan HOS Tjokroaminoto ialah salah satu tokoh pergerakan nasional yang memberikan pengaruh besar dalam dinamika politik Indonesia, baik terkait dengan konsep pemikiran maupun sikap politiknya yang menginspirasi lahirnya banyak tokoh pergerakan nasional di hari kemudian. HOS. Tjokroaminoto terlahir dari keluarga priayi sekaligus keturunan ulama dari garis ayahnya, yakni bahwa kakek buyutnya ialah Kyai Bagoes Kesan Besari yang merupakan kyai mahsyur di daerah Ponorogo yang beristrikan putri dari Susuhunan II. (Gonggong, 1985)

Tjokroaminoto menyelesaikan studi di Opleidings School Voor Indlandsche Ambtenaren atau OSVIA di Magelang pada tahun 1902. Tjokroaminoto merupakan guru politik juga teman diskusi dari beberapa tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno, Kartosoewiryo, Abikoesno, Alimin dan Muso. Namun menariknya, perkembangan pemikiran politik beberapa murid Tjokroaminoto itu di kemudian hari menjadi terpecah menjadi beberapa corak ideologi, seperti ideologi nasionalisme, komunisme bahkan islamisme. (Manan, 2016)

Tjokroaminoto muda sempat bekerja di Ngawi, Jawa Timur, dengan posisi sebagai patih di lingkungan pejabat pegawai negeri pemerintahan Belanda. Namun intuisinya menyatakan bahwa ia tidak cocok berada dalam posisi itu, karena harus selalu merendah di bawah kaki penjajah, hingga akhirnya ia memilih untuk mengundurkan diri dan pindah ke Surabaya dengan bekerja di sebuah perusahaan swasta.

Kiprah dan gagasan politik HOS Tjokroaminoto mencuat dengan sangat cepat, bermula pada saat ia memulai karir politiknya dalam pergerakan nasional, yakni dalam pergerakan sarekat islam di Surabaya. Kedudukan Tjokroaminoto semakin hari semakin tampak ke permukaan hingga kemudian Ia dapat menduduki posisi sentral di tingkat pusat Sarekat Islam. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh perannya sebagai redaktur majalah yang tergolong mahir, melainkan juga karena kematangan gagasannya dalam memahami nasib pribumi. Sisi lainnya yang menjadi daya tarik tersendiri dari sosok HOS Tjokroaminoto ialah aura kharismatik yang dimilikinya, suara bariton khasnya mampu didengar dengan jelas di hadapan ribuan bahkan ratusan ribu orang, sekalipun tanpa menggunakan mikrofon. (Wibisono, 2020)

Pemikiran politik-kegamaan HOS Tjokroaminoto dapat ditelusuri melalui berbagai tulisan-tulisannya di surat kabar yang Ia kelola. Lebih lanjut, jika membaca pemikiran HOS Tjokroaminoto melalui sumber-sumber tersebut, dapat terlihat dengan jelas bahwa corak pemikirannya sangat multi-dimensi, karakter tulisannya tidak eksklusif, meskipun mengandung dimensi transendental yang sangat kental, namun tulisannya tidak kaku saat memanifestasukan ide-ide yang profan, seperti memuat persoalan-persoalan local hingga universal. Seperti dalam surat kabar Oetoesan Hindia,  Tjokroaminoto banyak menyuarakan isu-isu mengenai penjajahan di belahan dunia Islam. Seperti pembahasan mengenai penjajahan mesir oleh Inggris, juga yang lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun