Hal ini disebabkan oleh peningkatan efisiensi yang ditawarkan oleh teknologi DeepSeek, sehingga mengurangi kebutuhan akan hardware mahal.
Selain itu, DeepSeek AI memunculkan persaingan baru di industri AI, khususnya bagi raksasa seperti OpenAI dan Google. Dengan inovasi yang lebih efisien dan biaya operasional yang lebih rendah, DeepSeek dapat mengubah lanskap teknologi AI global.
Meskipun menjanjikan, DeepSeek AI juga menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah kekhawatiran terkait dominasi Tiongkok dalam teknologi AI dan dampaknya terhadap ekosistem global.Â
Dengan ini beberapa pihak mempertanyakan transparansi dan regulasi yang mengatur pengembangan AI di negara tersebut, akan tetapi muncul pro-kontra perdebatan mengenai penggunaan teknologi open-source oleh DeepSeek AI. Sebagian pihak mendukung pendekatan ini karena mendorong inovasi yang lebih cepat, sementara yang lain khawatir tentang dampak kompetitifnya terhadap perusahaan AI yang telah lebih dulu berkembang.
Meski demikian masa depan DeepSeek AI memiliki kemajuan teknologi yang pesat, teknologi ini berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam industri kecerdasan buatan. Jika terus mengembangkan model yang lebih efisien dan dapat diakses lebih luas, DeepSeek bisa menjadi alternatif AI yang lebih murah namun tetap berkualitas tinggi.
Teknologi AI terbaru ini, membuktikan bahwa inovasi dalam kecerdasan buatan tidak hanya didominasi oleh perusahaan Barat seperti OpenAI dan Google. Dengan teknologi yang lebih hemat biaya dan efisien, startup ini membuka peluang baru dalam pengembangan AI yang lebih inklusif.
Bagaimana menurut kamu? Apakah DeepSeek AI akan menjadi pesaing serius bagi OpenAI dan Google di masa depan?
Tulis kolom komentar dan ikuti akun ini untuk informasi menarik lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI