Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Pencerita

Kadang nulis, kadang nonton film || Find me on Instagram @syifaamaliac.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"All of Us are Dead", Drama Survival yang Melibatkan Perasaan

6 Februari 2022   08:20 Diperbarui: 6 Februari 2022   08:51 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
All of Us are Dead, Drama Korea yang Tayang di Netflix (source : Netflix )

Keinginan untuk bertahan hidup menjadi penggerak utama cerita dalam drama 'All of Us are Dead'. Terlebih lagi, hal ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan atas penindasan terhadap kaum yang tidak berdaya. Alih-alih menciptakan tindakan yang solutif malah berbalik merubah Hyosan menjadi dunia apokalips dipenuhi zombie.

All of Us Are Dead (2022) menempatkan isu bullying sebagai tumpuan pertama saat drama ini dimulai. Perundungan yang terjadi di suatu sekolah di Hyosan ditampilkan tanpa jeda dalam beberapa adegan awal drama ini. Kekerasan sampai pelecehan yang dilakukan oleh sekolompok siswa tersebut memang cukup detail dan brutal. Bagaimana perasaan korban bullying yang dilingkupi rasa takut, tidak berani melakukan perlawanan yang berarti, selain menerima keadaan yang kian bertambah parah.

Nampaknya alasan itu yang melatarbelakangi Lee Byeong Chan (Kim Byung Chul), yang juga seorang guru sains di SMA Hyosan berusaha menghentikan penderitaan anaknya, Lee Jin Su (Lee Min Go) yang selama ini dirundung. Ia menginginkan anaknya bisa sedikit melakukan perlawanan atau setidaknya bisa melindungi dirinya sendiri. Bukan kekuatan super maupun titik terang yang didapat, obat yang Lee Byeong Chan buat itu justru membuat Lee Jin Su berubah menjadi monster yang mengerikan.

Mulanya semua rahasia dan kekacauan yang selama ini ia tutupi itu tersimpan dengan rapi. Namun, tidak setelah seorang siswa masuk ke dalam lab sains dan menemukan tikus percobaan miliknya. Satu gigitan yang tidak sengaja melukai siswa itu justru menjadi titik awal untuk wabah yang melanda satu sekolah. Hingga Hyosan kini benar-benar darurat zombie.

      


Mencari Jalan Keluar 

All of Us are Dead sepenuhnya menceritakan tentang bagaimana anak-anak SMA Hyosan yang terjebak di gedung sekolah, berusaha memisahkan dirir dari kepungan zombie yang kelaparan. Mereka memulai perjalanannya tanpa banyak petunjuk, tanpa senjata namun penuh harapan yang kian menipis. Sebelum wabah ini ada pun, mereka sudah memiliki problematika klise yang sudah banyak menguras emosi.

Selain berusaha mempertahankan keselamatan nyawa, perasaan menjadi salah satu yang harus diredam. Romansa Lee Cheong San (Yoon Chan Young) yang terjebak friend zone dengan one of his best friend, Nam On Jo (Park Ji Hoo). Sinyal yang mereka saling tunjukan tidak cukup mampu untuk mengakui perasaannya masing-masing. Sementara itu, On Jo harus menghadapi perasaanya sendiri yang sudah terlampaui jatuh untuk Su Hyeok (Park Solomon).

Gejolak batin yang menggelora berimbas bagaimana penyelesaian pengambilan keputusan masing-masing tokoh yang kadang bikin gemas. Di sisi lain terdengar tidak rasional karena lebih memberatkan perasaan namun di sisi lain barangkali keputusan itu memang harus diambil.

Karakter Su Hyeok ketika sedang menahan serangan zombie (source : Netflix)
Karakter Su Hyeok ketika sedang menahan serangan zombie (source : Netflix)

Menguji Kepercayaan dan Kemanusian 

Saat seluruh Hyosan sedang gusar karena wabah ini, hal ini berimpak pada bagaimana orang-orang memandang hidup. Di titik ini, semua orang seolah memperlihatkan wujud aslinya. Terlihat yang benar-benar mendedikasikan hidupnya untuk kemanusiaan atau yang hanya ingin menghidupi dirinya sendiri.

 Demi terhindar dari infeksi zombie yang tidak jelas juntrungannya itu, kepercayaan menjadi satu satunya hal yang benar-benar diuji. Salah satunya ketika Gyeong Su (Ham Sung Min) kedapatan memiliki luka dan menujukan gejala yang mirip terinfeksi zombie. Hal ini menjadi bagian yang cukup emosional di mana ucapan tidak menjadi satu-satunya yang bisa dipercaya. Belum lagi, permasalahan personal yang dibawa Na Yeon (Lee Yoo Mi) semakin memperkeruh suasana. Karakter Na Yeon bisa jadi menjadi karakter yang paling dibenci karena selain tidak memiliki kontribusi yang berarti bagi kelompok, ia juga tidak memiliki rasa solidaritas antar teman.

Sudah cukup kewalahan menghadapi serbuan zombie, anak-anak itu harus menghadapi perasaannya ketika satu per satu orang yang mereka kasihi berubah menjadi zombie. Bahkan ketika mereka belum sempat untuk selesai menghadapi kehilangan satu, mereka harus dipaksa menyembuhkan luka baru lagi.

Tidak ada yang lebih pilu, di saat mendapati seseorang yang mengisi ruang hati itu tidak sepenuhnya zombie namun bukan juga seorang manusia seutuhnya. Su Hyeok tidak bisa menyembunyikan perasaannya terhadap Nam Ra (Cho Yi Hyun) si ketua kelas. Ketika Nam Ra menjadi salah satu bagian dari sembi---mereka menyebut Nam Ra sebagai setengah zombie (sembi). 

Anak-anak sempat meragukan kehadiran Nam Ra. Pertanyaan tidak berhenti selesai pada apakah ia akan berubah jadi seperti zombie kebanyakan. Tapi bagaimana jika ia mulai mencelakai seseorang di antara mereka nantinya. Bagaimana jika semua perjalanan ini jadi tidak berarti lagi kalau semuanya mati. Hanya karena memilih mempertahankan Nam Ra.

Source : Netflix
Source : Netflix

Tentang Siapa yang Paling Ingin     

Selain perasaan yang sedemikian mendapat porsi yang cukup besar. Hal yang paling menonjol adalah tentang motif hidup yang kuat dari masing-masing karakter yang cukup tereksplorasi.

 Mulai kegelisahan yang dialami Mi Jin sebagai anak kelas 12 yang memusingkan ujian masuk perguruan tinggi. Tekad kuatnya selamat dari zombie ini tidak bukan agar bisa masuk kuliah. Karakter yang cukup kuat selain umpatan yang selalu kita dengar sepanjang episode drama ini berlangsung.

Tidak semua keinginan itu membawa hal yang patut diamini. Gwi Nam (Yoo In Soo) barangkali menjadi karakter kedua yang paling dibenci. Pentolan grup pembully yang rasa-rasanya telah kehilangan rasa humanity-nya. Keinginan yang cukup kuat untuk balas dendam kepada Cheong San mampu membawanya sedikit memiliki previlege terhindar dari kejaran zombie.

Terkadang keinginan yang kuat dari dalam diri justru mendatangkan sesuatu bagi seseorang untuk melampaui batas yang biasa ia lakukan.

Tidak ada sesuatu yang baru dari All of Us are Dead selain menawarkan tentang bagaimana mengelola perasaan, drama keluarga sekaligus pertemanan yang menghangatkan, dan harga sebuah kepercayaan. Meminjam kalimat On Jo ketika sedang dilanda krisis, bahwa kebencian itu menular begitu juga dengan kepercayaan.

Selamat menonton, tersedia hanya di Netflix :)           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun