Mohon tunggu...
M. Syauqi Haris
M. Syauqi Haris Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Informatika ITSK RS dr Soepraoen Malang | Founder Narasumber.id

Dosen Informatika ITSK RS dr Soepraoen Malang | Founder Narasumber.id

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sejarah Rokok di Dunia dan di Indonesia

5 September 2023   06:00 Diperbarui: 5 September 2023   06:04 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: maketobaccohistory.co.uk/history-of-tobacco/

Awal mula sejarah rokok pertama di dunia ini sebenarnya telah dimulai sejak tahun 600 SM, yaitu ketika orang native Amerika sudah memulai menanam tanaman tembakau hingga pada tahun ke-1 Masehi, native Amerika ini telah terbiasa mengkonsumsi rokok. Kebiasaan ini, terus berkembang seiring waktu dengan tingkat mobilitas penduduk Amerika yang meningkat pula. Hingga hari ini, perilaku merokok seperti telah menjadi bagian dari gaya hidup dan akan terus berlanjut, terutama pula pada negara berkembang.

Cristopher Colombus yang merupakan ataupun menjadi orang Eropa pertama yang menemukan tumbuhan tembakau. Lalu bangsa Eropa membawa mulai membawa tanaman itu ke berbagai tempat dengan menggunakan kapal laut ataupun kapal penjelajah pada masa itu. Sejarah rokok menunjukkan bahwa penggunaan tembakau itu sendiri awalnya dilakukan dengan metode dikunyah, ataupun dihisap dalam bentuk tembakau sedotan, hingga dihisap dengan menggunakan pipa atau dalam bentuk cerutu. Kemudian, para pelaut pada masa itu meniru kebiasaan suku Aborigin yang menggunakan tanaman tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan dahulu ke dalam pipa atau cerutu.

Perkembangan tembakau yang digunakan dengan cara meletakkan tembakau ke dalam sebuah kertas khusus lalu dilinting dengan menggunakan tangan adalah cikal bakal sejarah rokok ditemukan. Dengan pesat, cara baru dalam menikmati tembakau ini menyebar luas hingga amat digemari oleh para pelaut dan tentara. Pada tahun 1830 tanaman tembakau yang dilinting di dalam kertas tiba di Perancis, dari negeri ini pula istilah sigaret (rokok) pertama kali ditemukan. Mesin pembuatan rokok pertama yang dipatenkan adalah buatan Juan Nepomuceno Adorno dari Meksiko pada tahun 1847. Meski demikian, produksi rokok baru mulai meroket setelah mesin baru dikembangkan James Albert Bonsack dari Amerika Serikat pada 1880-an. Mesin buatan Bonsack ini bisa memproduksi rokok dari 40 ribu hingga 4 juta batang dalam sehari.

Di beberapa negara maju, industri atau bisnis pabrik rokok tembakau mungkin sudah mulai mengalami penurunan dikarenakan oleh kampanye kesehatan oleh pemerintah. Namun di Indonesia cukup berbeda, peranan rokok sebagai sumber pemasukan negara saat ini masih sangatlah besar dan menjadi andalan negara. Diketahui, berdasarkan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) tahun 2020, penerimaan negara dari cukai hasil tembakau mencapai Rp179,83 triliun. Nilai tersebut naik 3,67% dari capaian tahun sebelumnya dan berkontribusi sebesar 96,74% dari total penerimaan cukai negara. 

Diperkirakan sejarah rokok Indonesia dikembangkan pada tahun 1870 oleh Haji Djamhari, seorang penduduk Kudus. Saat itu masyarakat Jawa masih menghisap rokok (Klobot). Suatu ketika saat ia merasakan sakit di dadanya dan mencoba mengoleskannya dengan minyak cengkeh hingga mengunyah cengkeh, ia merasa baikkan pada tubuhnya. Merasa lebih baik, Haji DJamhari kemudian memotong-motong cengkeh dan mencoba mencampurnya dengan tembakau cincang, membungkusnya dengan klobot, dan mencoba merokok dari hasil “lintingan” tersebut. Merasa sembuh, dia melakukannya dan mencoba membuat racikan itu lagi, sehingga teman-temannya juga ingin mencoba, kemudian dia menjadikan rokok kretek tersebut sebagai mata pencahariannya. Nama tembakau kretek diubah oleh orang Jawa menjadi tembakau kretek karena ketika dibakar dan dihisap, tembakau tersebut mengeluarkan bunyi “kretek”.

Sumber: garnituretape.id/blog/
Sumber: garnituretape.id/blog/

Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari telah menjadi bisnis yang lumayan menggiurkan di tangan seorang Nitisemito, pelopor industri tembakau di Kudus. Usaha tembakau dimulai oleh Nitisemito pada tahun 1906, hingga pada tahun 1908 usahanya resmi terdaftar sebagai “Tjap Bal Tiga”. Bisa dikatakan, keputusan bisnis dari Nitisemito inilah yang menjadi tonggak penting dalam sejarah rokok Indonesia.

Menurut beberapa legenda lama yang beredar di tanah Jawa, tembakau ataupun produk “rokok” sudah dikenal sejak lama. Bahkan sebelum Haji Djamari dan Nitisemito memulainya. Tercatat dalam kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang puteri Pati yang dinikahi oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang abdi dalem kepercayaan Sultan Agung, yang menjual rokok tembakau “klobot” (kretek dibungkus kulot jagung kering), yang saat itu sangat disukai pembeli dari kaum jelata, terutama pria yang suka merekatkan rokoknya dengan air liurnya.

Meriahnya industri rokok juga membuat angka pecandu tembakau di Indonesia melonjak ke angka 90 juta jiwa, yang tertinggi di dunia. Saat ini industri rokok Indonesia memproduksi hingga 315 miliar batang per tahun. Menurut catatan Kementerian Perdagangan, industri rokok Indonesia tumbuh hingga 10% setiap tahun. Sikap pemerintah terkait industri rokok dan tembakau tetap berpegang pada pertumbuhan ekonomi, terutama sebagai komoditi ekspor. 


Sumber: https://garnituretape.id/blog/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun