Konteks kedua, jika yang dimaksudkan dengan ideologi politik  Islam adalah  sebagaimana yang dipersepsikan kalangan  Islam  dan  generasi  muda Islam  dewasa  ini, maka  jawabannya bisa "ya" dan "tidak".  Menjawab  "ya"  karena  hampir  tidak ada  lagi  intelektual  Islam yang bermimpi untuk  mendirikan negara Islam  di Indonesia. Â
Namun bisa  juga menjawab "tidak",  karena perjuangan  Islam  tidak lagi diartikan sebagai mencakup usaha mendirikan  negara  Islam  seperti dulu, namun  lebih dipahami  sebagai usaha mewujudkan  nilai-nilai atau etika Islam  dalam  segala aspek kehidupan, termasuk  politik, sehingga  Islam  benar-benar tampil sebagai  rahmat  bagi  seluruh  alam  (rahmatan lil 'alamin).Â
Orientasi demikian jelas lebih berdimensi etis daripada politis.  Jika ini yang dimaksud maka  perjuangan kalangan Islam akan senantiasa mewarnai agenda percaturan politik  di Indonesia [ESHA].
Sumber Bacaan
Bisri, A. Mustofa, KH. , 2009,  "Pancasila Kembali" dalam  As'ad Said Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, xxx-i).
Gustav Rizal, Jawahir. Â 2020, "Hari Ini dalam Sejarah: Hari Lahir Pancasila", Editor : Inggried Dwi Wedhaswary, 01/06/2020, 09:10 WIB.
Madjid, Nurcholis, 1995,  "Fikiran Terserak  Tentang  Islam  dan  Strategi  Islam  Di Indonesia" dalam The Writing Of Nurcholis Madjid  I, Jakarta: Yayasan Paramadina.
Pranowo, M. Â Bambang, 1992, "Islam Dan Pancasila: Dinamika Politik Islam Di Indonesia, Ulumul Quran Volume III, No. 1, Th. 1992, hal. 4-14.
Suharizal,  2010, "Pancasila, Mengapa Dilupakan", http://google.com, diunduh  pada 7 maret  2011,  pkl.  08.00 WIB.