Syarif Hidayatullah. Gawai adalah salah satu perkembangan teknologi yang digunakan secara merata pada semua kalangan usia, termasuk anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Â Gawai merupakan salah satu perkembangan kecanggihan teknologi yang mempunyai fitur seperti menampilkan foto dan gambar, memutar video atau film, memberikan kemudahan dalam akses internet serta beberapa fitur lainnya. Beberapa kemudahan tersebut berpotensi untuk digunakan orang tua sebagai sarana atau alat permainan dalam mengasuh anak.Â
Pada era globalisasi seperti saat ini, seseorang menjadi semakin mudah untuk melakukan sebuah interaksi sosial tanpa harus bersosialisasi secara langsung yaitu hanya dengan menggunakan media perantara seperti gawai. Gawai (dalam bahasa inggris: gadget) adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya (Wikipedia, 2016,).
Nizar Rabbi Radliya, dkk., dalam risetnya tentang "Pengaruh Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini", memaparkan bahwa pengguna gawai saat ini bukan hanya orang dewasa maupun remaja saja,anak-anak yang masih duduk di bangku playgroup dan Taman Kanak-Kanak pun kini sudah tidak asing dengan gawai, mereka sudah mengenal dan mengerti tentang kecanggihan gawai.Â
Anak-anak banyak yang sudah mengenal berbagai bentuk gawai seperti komputer atau laptop, tablet PC, dan juga telepon seluler atau smartphone. Aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalam gawai seperti aplikasi permainan, mulai dari permainan petualangan, tebak-tebakan hingga aplikasi pembelajaran seperti aplikasi mewarnai, belajar membaca dan menulis huruf, menyebabkan anak-anak usia dini tertarik dengan gawai.
Namun demikian, Â manurut Siti Nurul Fajariyah dkk., Â melalui risetnya bertema "Dampak Penggunaan Gawai Terhadap Perkembangan Anak", memastikan bahwa penggunaan gawai secara terus menerus atau melebihi batas yang direkomendasikan para ahli, yaitu 1 jam per hari untuk anak usia 2-5 tahun, dapat menyebabkan kecanduan gawai pada anak.Â
Kecanduan gawai menyebabkan anak cenderung malas untuk beraktivitas dan tidak peka dengan lingkungan sehingga dapat memengaruhi tingkat agresifitas anak, pola perilaku, serta psikososial anak.
Penggunaan gawai pada anak balita menyebabkan anak kurang tertarik untuk berinteraksi dengan lingkungannya atau bermain dengan teman sebaya sehingga mengganggu proses perkembangan secara alami.Â
Siti Nurul Fajariyah dkk., menyimpulkan bahwa intensitas penggunaan gawai yang tinggi dapat mempengaruhi proses perkembangan anak usia 24-60 bulan, oleh karenanya dibutuhkan peran aktif orang tua dan tenaga kesehatan dalam memantau dan mendukung perkembangan anak. Sebab, Semakin tinggi intensitas penggunaan gawai maka semakin besar peluang anak untuk mengalami kemungkinan penyimpangan perkembangan.
Nizar Rabbi Radliya, dkk., juga sepakat bahwa sekarang adalah mudahnya setiap orang menjadi terhipnotis sehingga tidak sedikit yang menyukai dunia maya (bermain gawai) dan melupakan dunia nyata (bermain dengan teman). Dan hal ini juga menimpa pada anak-anak terutama pada anak usia dini. Â
Mengacu kepada pendapat Andari (2013) tentang dampak gadget terhadap perkembangan anak, Nizar Rabbi Radliya, dkk., Â mengindentifikasi beberapa dampak negatif lainnya., yaitu: (a) malas menulis dan membaca. (b) karena gawai memberikan banyak kemudahan, tidak sedikit anak-anak yang tidak sabar dalam menghadapi kelambatan dan kesulitan pada kehidupan sehari-hari, dan (c) penurunan dalam kemampuan bersosialisasi.
Solusi Bergawai Secara Positif bagi Anak
Dalam mengatasi berbagai dampak negatif dari penggunaan gawai pada anak-anak, Â hasil riset Nizar Rabbi Radliya, dkk., merekomendasikan beberapa hal penting untuk kita renungkan, sebagai orang tua, yaitu: