Mohon tunggu...
Syarifatul Fitriyah
Syarifatul Fitriyah Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Saya adalah mahasiswa UINSA jurusan Ilmu Ekonomi yang ingin mendalami dunia kepenulisan dan bidang ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

US Tarif 32% dari Trump: Indonesia Kena Getahnya

12 April 2025   21:31 Diperbarui: 12 April 2025   21:30 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Seberapa Parah Dampaknya?

Menurut OJK, dampak langsung terhadap ekonomi nasional tergolong kecil karena ekspor ke AS hanya menyumbang sekitar 1% dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, bagi industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki, yang banyak menyerap tenaga kerja, kebijakan ini bisa menjadi ancaman bagi kelangsungan usaha dan kesempatan kerja.

Ditambah lagi, tarif yang mencapai 32% membuat harga produk Indonesia tidak lagi bersaing di pasar AS. Hal ini berpotensi mendorong pembeli di Amerika untuk beralih ke negara lain seperti Vietnam, Bangladesh, atau Meksiko.

Tarif impor 32% yang dikenakan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia berpotensi memberikan dampak signifikan pada perekonomian Indonesia. Berikut beberapa dampaknya:

- Dampak pada Ekspor: Ekspor Indonesia ke AS yang mencapai sekitar 10,5% dari total ekspor non-migas berpotensi terpengaruh akibat kenaikan tarif ini. Sektor otomotif dan elektronik merupakan dua sektor yang paling terancam, dengan total ekspor produk otomotif Indonesia ke AS mencapai USD 280,4 juta pada tahun 2023.
- Resesi Ekonomi: Dampak lanjutan (spillover effect) dari kenaikan tarif ini bisa memicu resesi ekonomi di Indonesia pada kuartal IV-2025. Setiap penurunan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1% dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,08%.
- Kenaikan Harga: Tarif impor yang tinggi dapat menyebabkan kenaikan harga kendaraan di AS, sehingga menurunkan permintaan mobil dan berpotensi meningkatkan kemungkinan resesi ekonomi AS.
- Sektor yang Terancam: Sektor otomotif dan elektronik Indonesia berada di ujung tanduk akibat tarif resiprokal sebesar 32%. Rata-rata pertumbuhan ekspor produk otomotif ke AS selama 2019-2023 adalah 11%, namun dengan lonjakan tarif ini, pertumbuhan tersebut bisa berubah menjadi negatif .

Namun, kebijakan tarif ini juga menunjukkan satu hal penting: Ketergantungan pada satu kekuatan ekonomi bisa berisiko besar. Ketika AS yang sebelumnya berfungsi sebagai pendorong ekonomi global justru mengubah aturan permainan, negara-negara berkembang seperti Indonesia harus cepat beradaptasi.

Meningkatkan Posisi Tawar Indonesia

Kembalinya Donald Trump dalam kancah kebijakan internasional mengingatkan kita betapa rentannya posisi negara-negara berkembang di pasar global. Oleh karena itu, Indonesia perlu belajar dari pengalaman tersebut dan berupaya memperkuat posisi tawarnya dalam perdagangan internasional. Salah satu langkah awal yang dapat diambil adalah dengan mendiversifikasi pasar ekspor dan mencari peluang baru di negara-negara non-tradisional seperti India, Afrika, dan negara-negara Timur Tengah yang kini semakin terbuka untuk menjalin hubungan perdagangan dengan negara berkembang.

Langkah penting lainnya adalah memperkuat sektor industri dalam negeri, terutama sektor manufaktur, untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Hal ini akan membantu Indonesia mengurangi kerentanan terhadap kebijakan proteksionis yang diterapkan oleh negara-negara besar.

Terakhir, Indonesia perlu lebih aktif dalam perundingan perdagangan internasional, baik melalui forum WTO (World Trade Organization) maupun dalam konteks bilateral dengan negara-negara lain. Dengan meningkatkan kerja sama perdagangan yang lebih adil dan mengurangi hambatan tarif, Indonesia dapat mengurangi dampak dari kebijakan yang diterapkan oleh Trump dan negara-negara besar lainnya.

Penutup: Memelihara Daya Saing di Tengah Ketidakpastian Global

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun