Mohon tunggu...
Syarif Nurhidayat
Syarif Nurhidayat Mohon Tunggu... Dosen - Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Manusia hidup harus dengan kemanusiaannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Khusyuk

24 Januari 2021   19:06 Diperbarui: 24 Januari 2021   19:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bola mata Teguh semakin sering melirik jarum jam di dinding tepat di atas khotib yang sedang berapi-api menyampaikan khotbahnya. Suasana tenang, khusyuk. Apalagi ditambah dengan udara sejuk yang mengalir bergantian melalui kipas angin yang berputar tepat diatas para jama'ah, seakan mereka terus berputar dan enggan untuk berhenti. Uraian dari sang khotib seperti membius para jama'ah untuk benar-benar menyelami makna hidup.

Untuk kesekian kalinya bola mata Teguh memperhatikan jarum jam di dinding, jarum yang berputar serasa lamban sekali, tak seperti biasanya. Saat itu pukul 12.20, tepat 10 menit setelah sang khotib memulai khotbahnya. Sebelum itu, takmir masjid memberikan pengumuman yang panjang lebar. Ada acara pengajian di masjid A pada tanggal sekian, ada kajian fiqh di masjid B dua hari lagi, ada macam-macam lagi acara pengajian yang digelar oleh masing-masing masjid.

"Bagi para jamaah yang memiliki waktu luang, silahkan hadir dalam acara pengajian tersebut" begitu takmir mengumumkan acara pengajian yang semakin marak.

"Ya, nanti kalau ada waktu luang." Teguh berkata dalam hati. Sejak kapan pula pengajian sebagai acara iseng mengisi waktu luang. Teguh seakan tak perduli. Tanpa disadari, mereka telah mengumumkan lebih dari lima menit. Pada akhir pengumuman mereka tidak lupa juga menyampaikan pesan-pesan teknis ibadah jum'at.

"Bagi para jamaah yang membawa alat komunikasi mohon dimatikan atau di sailen, untuk menjaga kekhusyukan kita bersama." Tak bosan-bosannya mereka memperingatkan, toh kadang pada waktu khotbah berlangsung, ada saja irama ringtone yang merdu menyela. Kontan para jamaah menoleh. Menatap dengan padangan tidak suka, terganggu. Tidak khusyuk.

"Bagi para jamaah yang masih ada di luar, di harapkan segera masuk, dan yang sudah di dalam mohon untuk menempati shaf yang kosong di depannya." Hampir tiap jum'at mereka mengumumkan itu. Tetapi masih saja banyak orang yang lebih suka duduk di luar menunggu sampai iqomah berkumandang, baru mereka berjejal-jejal masuk.

"Kan masih bisa dengar suara khotib, lagian di luar lebih nyaman. Lebih khusyuk" begitu alasan mereka kalau diminta untuk masuk oleh para takmir. Begitupun para jamaah yang ada di dalam.

"Enakan di belakang sini, di bawah kipas angin. Sejuk. Bisa lebih khusyuk mendengarkan khotbah." Mereka tetap ngeyel saat diminta maju oleh takmir. Akhirnya banyak jamaah yang terlambat harus melompat-lompat untuk mendapat tempat kosong di depan. Yang dilompati kadang dengan senyum ramah mempersilahkan, kadang juga dengan muka dingin setengah ogah untuk memiringkan badan memberi jalan. Bikin orang terganggu. Membuat orang tidak khusyuk. Mereka menggerutu dalam hati.

"Pada waktu khotabh diharapkan tidak ada yang berbicara ataupun bergurau, karena akan merusak pahala ibadah jum'at kita." itulah instruksi terakhir takmir masjid. Setiap jum'at sebelum upacara ritual itu resmi di buka dengan adzan sang muadzin. Meskipun begitu, kadang ada saja orang yang merasa perlu bicara saat khotib sedang khotbah. Entah masalah kabar keluarga, kerjaan, bahkan kadang sangat sepele, gara-gara gatal di kaki.

"Kang, kenapa ya? Kaki saya kok sering gatal kalo habis pake sepatu?" sambil menggaruk-garuk kakinya, santai. Tidak khusyuk.

Teguh pernah bertanya kepada pak kyai Tolhah. "Pak Kyai, orang kalo ibadahnya tidak khusyuk gimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun