Mohon tunggu...
Syarif Pirus
Syarif Pirus Mohon Tunggu... Insinyur - Profesional Telekomunikasi

Profesional telekomunikasi | Traveller | Pemerhati dunia parenting | Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membangun Imajinasi Anak di Usia Batita, Begitu Pentingkah?

9 Maret 2018   08:51 Diperbarui: 9 Maret 2018   10:11 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto | Dokumen pribadi

Aktivitas di luar ruangan (outdoor) dapat membantu perkembangan motorik serta merangsang imajinasi anak melalui berbagai objek yang dilihatnya.

3. Perbanyak komunikasi verbal

Ajaklah anak berbincang-bincang, sekalipun anak masih usia batita, karena ini dapat menambah perbendaharaan kosakata anak. Dengan semakin banyak kosakata, anak semakin lebih mampu mengekspresikan imajinasinya melalui kata-kata.

4. Sediakan properti sederhana sebagai sarana bermain

Properti tidak harus dibeli, bisa gunakan barang-barang bekas seperti kardus, bekas bungkusan pasta gigi, atau bekas kemasan botol shampoo. Biarkan anak mengekspresikan imajinasinya dengan bantuan properti mainannya, atau orang tua membantu menciptakan cerita imajinatif dengan bantuan properti yang ada dan pastikan orang tua ikut bermain bersamanya.

5. Batasi anak menonton televisi, komputer, atau pun gadget

Persatuan dokter anak Amerika menyarankan agar orangtua untuk tidak menggunakan media apapaun untuk anak di bawah 2 tahun, namun demikian banyak orangtua yang membolehkan anaknya menonton televisi, komputer, ataupun gadget walaupun untuk sekedar menonton film kartun. 

Menonton audio visual seringkali membuat anak fokus pada objek tontonannya sehingga ini dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak anak. Kalaupun ini terlanjur dilakukan, upayakan durasinya maksimal 30 menit untuk anak batita. Pastikan juga orang tua ikut menonton bersama anaknya dan berbicara tentang apa yang ia lihat sambil mengamati bagaimana reaksi anak.

Imajinasi anak ibarat softwere yang tertanam dalam diri anak dan senantiasa perlu dikembangkan agar potensi anak semakin baik untuk menghadapi tantangan kehidupan dizamannya. Abainya orang tua dalam membangun imajinasi anak akan berdampak pada lemahnya generasi masa depan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Oleh karenanya jangan sepelekan masalah membangun imajinasi anak sejak dini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun