Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa itu Cukstaw Cerpen ?

23 Februari 2014   06:23 Diperbarui: 18 Juni 2017   12:23 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu Cukstaw Cerpen ?

        Cukstaw Cerpen, memang terdengar aneh. Ya, Cukstaw Cerpen merupakan sebuah lontaran saya terkait dengan genre cerpen baru di luar pakem yang kita kenal selama ini. Cukstaw Cerpen dapat dikatakan cerpen sekilas asal kita tahu ceritanya saja, tidak butuh waktu yang lama untuk membacanya. Genre cerpen ini sangat cocok bagi masyarakat perkotaan, yang merasa sibuk entah sebab apapun dan merasa tidak punya waktu untuk membaca. Wajar banyak orang kota yang gaya hiidupnya jauh dari "membaca".

        Kita semua tahu, cerpen adalah salah satu jenis karya sastra. Tapi secara teoretik, cerpen atau cerita pendek tidak mengalami banyak perkembangan. Cerita pendek atau cerpen didefinisikan sebagai bentuk prosa narasi fiktif. Cerpen sering dianggap sebagai cerita tentang intisari kehidupan manusia (short story) yang memuat satu peristiwa pokok. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada pokok cerita. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek hanya mengandalkan tokoh, alur, tema, dan gaya bahasa semata. Cerita pendek berasal dari anekdot, situasi yang digambarkan dengan singkat hingga cepat sampai pada tujuan cerita. Cerita pendek berawal dari tradisi cerita lisan. Cerita disajikan secara singkat dan berpusat pada narasi individu dalam satu peristiwa penting. Tema atau pesan cerita pendek dapat dirasakan setelah seluruh cerita tersebut telah disampaikan. Cerpen dicirikan pada cerita pada satu kejadian, memiliki satu plot/alur, latar tunggal, tokoh yang terbatas, dan waktu cerita yang singkat.

        Layaknya karya sastra lain, cerpen juga dibangun oleh 2 unsur yaitu: 1) unsur intrinisk yang terdiri dari: tema adalah ide pokok sebuah cerita, latar(setting) adalah tempat, waktu, suasana cerita, dan alur (plot) adalah susunan kejadian yang membentuk cerita dan 2) unsur ekstrinsik yang terdiri dari: nilai-nilai cerita (agama, budaya, politik, ekonomi), latar belakang pengarang, dan situasi sosial cerita. Dari ukuran fisik, cerpen harus dapat dibaca dalam waktu sekali duduk (Edgar Allan Poe dalam “The Philosophy of Composition”). Jumlah kata dalam cerpen sering disebutkan berkisar di antara 1.000 – 20.000 kata.

       Tapi dengan realitas cerpen seperti itu, nyata-nyata masih saja banyak masyarakat yang jarang, atau mungkin tidak mau, membaca cerpen. Jangankan dari segi proses penciptaaan, sekarang ini membaca ceren saja tidak mau. Entah kenapa, sekarang cerpen dan mungkin karya sastra lainnya semakin terpinggirkan. Jika membaca cerpen saja tidak mau, apalagi menulis cerpen?

        Lalu, apa itu Cukstaw Cerpen? 

        Cukstaw cerpen bolehlah dibillang genre baru sastra berjenis cerpen. Sederhana saja, Cukstaw Cerpen adalah cerita pendek yang cara penceritaannya lebih singkat lagi dari cerpen yang sekarang dipahami banyak orang. Cukstaw berasal dari istilah bahasa gaul di jejaring sosial. Cukstaw singkatan dari cukup tahu. Cukstaw = cukup tau aja, bersifat sekilas, tidak butuh waktu lama (lihat: http://kamusslang.com/arti/cukstaw). Jadi, Cukstaw Cerpen adalah cerita pendek sekilas yang lebih singkat dari cerpen, tidak butuh waktu lama untuk membacanya, namun isinya memuat kisah inspirasi yang motivatif-reflektif bagi pembacanya. Membaca Cukstaw Cerpen cukup 5-10 menit saja. Ukuran fisiknya, Cukstaw Cerpen dapat dibangun dari 500-1.000 kata.

        Boleh saja, Cukstaw Cerpen digolongkan dalam genre fiksi kilat (flash fiction). Namun yang jelas, Cukstaw Cerpen “sedikit keluar” dari pakem cerita pendek pada umumnya. Cerita yang ending tokohnya tidak harus berduka. Lebih motivatif dan reflektif bagi pembaca. Beberapa ciri Cukstaw Cerpen yang ingin disajikan penulis adalah:

  • 1. Cerita bersifat sekilas, singkat tidak lebih 10 menit.
  • 2. Cerita relevan dengan realitas hidup
  • 3. Gaya bahasa bebas
  • 4. Memuat pesan moral yang eksplisit, motivatif-reflektif
  • 5. Cerita antara fiksi dan nonfiksi

        Ingat, tidak ada rumusan baku tentang cerpen. Cukstaw Cerpen disajikan untuk memotivasi kalangan muda dan awam untuk menulis cerita secara singkat, sekilas dan tidak butuh waktu lama. Cukstaw Cerpen tidak membutuhkan bagian perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian seperti dianjurkan H.B. Jassin. Menjadikan banyak orang gemar menulis cerita, baik fiksi maupun nonfiksi yang berdasar pada realitas kehidupan itulah Cukstaw Cerpen. Di tengah dinamika kehidupan yang makin kompetitif, bahkan sibuk, Cukstaw Cerpen dapat menjadi sarana untuk kita eling dalam menulis atau membaca. Kita sering tidak mau menulis atau membaca karena terlalu panjang, tidak punya waktu. Maka, Cukstaw Cerpen sangat tepat sebagai “obatnya”.

        Cukstaw Cerpen juga dapat menjadi alternatif kita dalam bersastra. Tapi secara ilmiah, Cukstaw Cerpen tetap relevan dengan acuan pakar cerita pendek dunia, Edgar Allan Poe, yang tetap memenuhi ciri: 1) cerita harus pendek, 2) menciptakan efek tunggal dan unik, 3) ketat dan padat, serta 4) harus menimbulkan kesan yang tuntas. 

        Memang masih banyak orang yang tidak mengenal cukstaw cerpen. Tidak masalah. Intinya, cukstaw cerpen persis seperti cerpen. Namun lebih singkat ceritanya, waktu bacanya, dan isinya lebih bersifat motivatif-reflektif.

        Cukstaw Cerpen ini, kebetulan dipelopori oleh Syarifudin Yunus, seorang dosen Menulis Kreatif di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Buku Cukstaw Cerpen pertama kali adalah Kumpulan 44 Cukstaw Cerpen “Surti Bukan Perempuan Metropolis” (Maret 2014) dan diikuti dengan Kumppulan 30 Cukstaw Cerpen Religius "Surti Tak Mau Gelap Mata" (November 2015). Kedua buku itu karya Syarifudin Yunus. Saat ini, mungkin sudah ada sekitar 12 buku Cukstaw Cerpen, seperti "Bukan Senyuman Terakhir", "Resonansi Cinta yang Terbelah", "Hati yang Mencari Ibu", dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun