Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Balik Toga ...

28 Februari 2025   12:29 Diperbarui: 28 Februari 2025   12:29 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toga bikin menunduk (Sumber: Pribadi)

Saat wisuda Doktor Manajemen Pendidikan Unpak kemarin, saya berpikir. Setelah ini, untuk apa lagi toga yang saya kenakan?

Setelah merenung dan berpikir mendalam. Akhirnya saya menemukan jawabnya. Bahwa toga memberi pesan untuk menyederhanakan semua hal, sambil meringankan hati untuk melakukan apapun yang baik dan bermanfaat. Toga di atas kepala, menyuruh saya untuk memulai segala sesuatunya dengan berpikir positif. Tanpa keluh-kesah, tanpa prasangka buruk. 

Maka benar adanya. Pesan bijak yang menyatakan bila kamu ingin bertumbuh dalam lima tahun ke depan, pastikan hal-hal yang masuk ke dalam dirimu adalah hal-hal yang membuatmu bertumbuh. Memilih lingkungan yang positif, menjauh dari orang-orang toxic di mana pun. 

Karena gunung tertinggi sekalipun hanya bisa dicapai dengan sebuah langkah kecil yang diikuti dengan langkah-langkah lainnya. Berpikir positif dan meringankan hati membuat semua langkah terus-menerus tergerakkan. Bekerja atas passion, sepenuh hati. Just do it adalah satu-satunya pilihan kita untuk mencapai semua hal. Apa saja. Tentu yang baik-baik dengan cara yang baik pula. Bukan menyangka orang lain tidak baik.

Seperti era media sosial sekarang. Pilihlah konten-konten yang baik untuk membentuk pola pikir, yang memberi pemahaman yang baik. Konten yang punya nilai dan memberi pengetahuan, membaguskan mental diri sendiri. Bergaul dengan orang-orang yang punya kebiasaan yang layak dicontoh. Berkegiatan yang memacu untuk bertumbuh jadi lebih baik, seperti berkiprah di taman bacaan. 

Ketahuilah, segala hal yang kita konsumsi di media sosial atau dari mulut manusia akan mempengaruhi cara berpikir, akan mempengaruhi cara mengambil keputusan. Tentang apapun dan di manapun. Maka pilihannya, carilah tempat yang baik. Jauhi tempat dan orang yang tidak baik. Lebih baik Berbenah diri untuk menjadi lebih baik daripada mencari popularitas dengan cara merendahkan orang lain. 

Ingat, di balik toga dan pendidikan yang diraih. Ada pesan, jangan pernah melempar lumpur kepada orang lain. Sebab belum tentu lumpur itu mengenainya. Namun yang pasti, lumpur itu mengotori tanganmu sendiri. Jadilah literat! 

Toga bikin menunduk (Sumber: Pribadi)
Toga bikin menunduk (Sumber: Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun