Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wakaf Al Qur'an di Masjid Nabawi, Beli Sesuai Standar

18 April 2024   10:23 Diperbarui: 18 April 2024   10:35 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Nabawi terus dibangun untuk menampung jutaan umat yg datang beribadah. Saat ini kapasitasnya 1,2 juta orang dan akan terus ditambah dan bertambah. Untuk menampung antusias umat dalam ibadah ke makam Rasulullah - Raudhah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.Nah, salah satu cara untuk ikut mendukung pengembangan Masjid Nabawi adalah wakaf Al Qur'an. Karena pasti dibutuhkan banyak Al Qur'an untuk tadarusan atau kajian di dalam masjid. Wakaf Al-Qur'an di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selalu jadi incaran banyak jemaah. Karena adanya keutamaan berlipat ganda terkait amalan yang dilakukan di dua masjid suci ini. Agar Al Qur'an yang diwakafkan dibaca orang dan menjadi amal jariyah si pemberi wakaf.

Hanya saja harus hati-hati. Karena tidak sembarang Al-Qur'an dapat ditaruh di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. Ada standar khusus, yaitu harus Al-Qur'an mushaf Madinah.
Di banyak toko di Madinah, Al-Qur'an mushaf Madinah biasanya dijual mulai dari harga 35-45 Riyal atau setara Rp 140 ribu-Rp 180ribu. Jadi, bila mau wakaf Al Qur'an di Masjid Nabawi atau Masjidil Haram Mekah usahakan beli yang sesuai standar di kedua masjid suci tersebut.

Salah satu manfaat umroh atau haji, tentu buat diri sendiri. Tapi juga menjadi sarana meningkatkan amal jariyah dan ibadah secara ikhlas. Ikhlas itu gampang diucapkan tapi sulit dilakukan. Karena tergantung hatinya, niatnya buat apa? Tapi jangan juga terburu-buru men-justifikasi orang atas cara pikir kita yang belum tentu benar.

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi
Niatkan saja yang baik dan kerjakan apapun amal ibadah dan kebaikan sekecil apapun dan di manapun. Wakaf, sedekah, amal jariyah sama baiknya dan memang harus dilatih, dibiasakan. Makin terbiasa, kadar ikhlas makin besar, insya Allah.

Bikin orang tidak punya tempat membaca jadi punya tempatnya seperti TBM. Bikin orang dari tidak bisa membaca jadi bisa membaca. Apalagi sedekah yang bisa menghadirkan senyum irang-orang yang membutuhkan uluran tangan seperti anak-anak yatim dan jompo. Insya Allah, sedekah maupun wakaf Al Qur'an adalah amal jariyah dan perbuatan baik.

Gak masalah sedekah atau wakaf sembunyi-sembunyi atau terang-terangan. Asal jelas niatnya, ikhlas perilakunya. Yang repot orang sekarang, bilang riya' atas kebaikan orang lain. Tapi dirinya sendiri tidak melakukan apapun. Realitas itu yang harus "dilawan", tidak mengerjakan tapi menilai orang yang berbuat baik.

Sederhana saja, kekayaan hakiki itu bukan harta, pangkat atau jabatan. Tapi seberapa besar kebaikan dan manfaat yang ditebarkan. Seberapa banyak ibadah dan sedekah-wakaf yang diberikan sebagai bekal untuk ke akhirat nanti.

Perbaiki urusan akhirat kita, insya Allah urusan dunia kita dibereskan Allah. Salam literasi #WakafAlQuran #MasjidNabawi #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun