Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kamukah Orang-orang yang Merugi?

3 Agustus 2022   08:07 Diperbarui: 3 Agustus 2022   08:25 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa sih orang-orang yang rugi?

Patut direnungkan. Orang rugi itu bukan yang belajar keras tapi nilainya kecil. Bukan pula orang yang beli barangnya mahal tapi jualnya murah. Bahkan bukan pula orang yang gajinya lebih kecil dari pengeluarannya. Tidak rugi kok orang yang makan di resto mahal tapi rasanya nggak enak. Bila itu terjadi pada siapapun, sungguh itu bukan orang yang merugi.

Justru di dekat kita, banyak orang yang merugi. Karena menyia-nyiakan hidupnya selama di dunia untuk perbuatan-perbuatan yang batil alias buruk. Sholatnya bagus tapi kerjanya bergunjing atau ngobrolin hal-hal yang tidak bermanfaat. Waktunya ada tapi digunakan untuk hal yang mudharat. Otaknya pintar tapi dipakai untuk menyalahkan orang lain atau bergibah. Bahkan sehari-harinya bicara kebaikan tapi tidak satupun aksi baik yang dilakukan. Waktunya habis untuk mengejar dunia. Itulah orang rugi yang sebenarnya. 

Makin rugilah orang-orang itu. Karena memakai media sosial untuk mengumbar aib bahkan bergunjing tentang orang lain. Suka berdebat dan banyak bicara hal-hal yang tidak perlu. Hingga lupa, bahwa salah satu akhlak yang baik itu diam. Tidak perlu bicara banyak hal yang sejujurnya hanya tahu sedikit saja. Bila amal solehnya ada pun tergerus habis akibat perbuatan buruk yang tidak diridhoi Allah SWT.

Siapa pun pasti makin rugi di dunia. Saat tahu perintah agama tapi diabaikannya. Saat tahu amal soleh itu penting tapi tidak dikerjakannya. Makin rugi lagi bila tahu yang benar tapi dilanggarnya. Sehari-hari mengeluh, merasa nestapa dan tidak lapang hati. Hidup dijalani setiap hari tapi makin jauh dari sifat sabar, ikhlas, dan syukur. Rugi, rugi, dan rugi.

Seperti berkiprah di taman bacaan. Tempat sediakan akses bacaan dan mengajarkan akhlak kebaikan kepada anak-anak sebagai ladang amal semua orang. Maka rugilah orang-orang yang menjauh dari taman bacaan. Bila tidak mampu membangun taman bacaan, cukup membantu dan mendukung aktivitas literasi dan kegiatan membaca. Berdonasi buku, jadi relawan, atau ber-CSR di taman bacaan. Agar tidak jadi orang-orang rugi di taman bacaan.

Maka jelas, ada orang-orang yang rugi. Karena tidak menggunakan waktu dan pikirannya untuk hal-hal baik. Malah justru berihak kepada keburukan dan kesenangan sesaat. Maka benar adanya, "Katakanlah, maukah kalian kuberi tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.'' (Surat 18: 103-104).

Lalu gimana supaya tidak jadi orang-orang yang rugi?

Mumpung masih ada waktu. Perbaiki niat dan lakukan ikhtiar baik. Untuk memberi manfaat kepada banyak orang, sesuai kemampuan. Jadikan setiap aktivitas sebagai ladang amal. Hanya untuk menggapai ridho Allah SWT. Tidak usah peduli apa kata orang tentang kebaikan yang diperbuat. Toh, orang-orang rugi tidak akan pernah membantu kebaikan yang kita jalankan. 

Berpindahlah menjadi orang-orang yang beruntung, Sekalipun hanya berkiprah di taman bacaan. Tetap berbuat dan bergerak untuk aksi nyata kebaikan dengan sepenuh hati. Agar tidak kaya di dunia tapi miskin di akhirat. Salam literasi #PegiatLiterasi #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun