Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan Sunyi Pengabdian, DAAI TV Angkat Kisah Pegiat Literasi Taman Bacaan Lentera Pustaka

2 Agustus 2022   10:11 Diperbarui: 2 Agustus 2022   10:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertajuk "jalan Sunyi Pengabdian", DAAI TV mengangkan kisah dokumenter pegiat literasi dalam menembus jalan sunyi pengabdian di kaki Gunung Salak Bogor. Untuk menekan angka putus sekolah dan memberantas buta aksara, di samping berjuang mendekatkan buku-buku bacaan kepada anak-anak usia sekolah dari kalangan keluarga prasejahtera.

Tontonan edukatif yang mencerahkan ini ditayangkan di program Refleksi DAAI TV pada Selasa, 2 Agustus 2022 pukul 19.30 WIB. Sebagai televisi cinta kasih, DAAI TV berkomitmen menebar kebaikan sekecil apa pun di pelosok negeri Indonesia. Setelah melalui pengambilan gambar 4 hari dari Jakarta ke Bogor, crew DAAI TV mendapati realitas "jalan sunyi pengabdian" yang dilakukan Syarifudin Yunus sebagai Pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

Adalah nyata, berkiprah di taman bacaan memang masih menjadi "jalan sunyi". Luput dari perhatian banyak orang, bahkan melirik saja pun belum tentu mau. Mungkin, taman bacaan bukan panggung popularitas apalagi dilihat dari untung-rugi. Namun tidak begitu untuk Syarifudin Yunus yang berprofesi sebagai dosen bersama para wali baca dan relawan di TBM Lentera Pustaka. Berbekal komitmen dan konsistensi, mereka bahu-membahu menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di kampung kecil di kaki Gunung Salak. Syarif, begitu panggilannya, sadar memilik taman bacaan sebagai jalan sunyi pengabdian. Untuk Pendidikan anak-anak Indonesia yang lebih baik, untuk kebiasaan membaca yang tergerus pengaruh era digital. 

Bermula dari kegelisahan tingginya angka putus sekolah, 81% SD dan 9% SMP, Syarif pun menjadikan rumahnya sebagai taman bacaan. Awalnya hanya 14 anak yang bergabung tapi kini ada 130-an anak usia sekolah menjadi pembaca aktif yang berasal dari 3 desa (Sukaluyu, Tamansari, Sukajaya). Setelah 5 tahun berjalan, TBM Lentera Pustaka kini mengelola 14 program literasi seperti taman bacaan, berantas buta aksara, kelas prasekolah, motor bacakeliling, yatim binaan, jompo binaan, dan koperasi simpan pinjam. TBM Lentera Pustaka pun dikenal taman bacaan paling aktif dan kreatif. Dibuktikan dengan tersedianya spot-spot foto unik dan menarik, catwalk literasi, kebun baca, rooftop baca dan memiliki koleksi lebih dari 10,000 buku bacaan. Selain sebagai warisan kepada umat, Syarif bertekad menjadikan taman bacaan sebagai tempat asyik dan menyenangkan.

Memang tidak mudah berkiprah di taman bacaan. Selalu ada suka dan duka, bahkan tantangan besar pun selalu menghadang. Tapi itu semua dapat dilewati TBM Lentera Pustaka. Untuk terus menunduk saat mendaki, berdiri tegak saat menurun ketika berjuang di 'jalan sunyi pengabdian" bernama taman bacaan. 

Bagaimana kisahnya? Saksikan Dokumenter Refleksi bertajuk "JALAN SUNYI PENGABDIAN", SELASA, 2 AGUSTUS 2022 pukul 19.30 Wib hanya di DAAI TV. Salam literasi #TamanBacaan #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka #DAAITV

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun