Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak-anak Hanya Mau Bilang Ini ke Orangtua (Hari Anak Nasional)

23 Juli 2022   09:43 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:18 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mumpung di Hari Anak Nasional, tanggal 23 Juli, anak-anak vuma mau bilang ini ke orang dewasa?

Ayah, Ibu, Om dan Tante. Aku ini bukan fotokopi ayah. Bukan pula pengen jadi seperti yang Ibu mau. Tolong ayah jangan lagi ceritakan kesalahan aku ke orang lain. Tapi bicarakan saja tentang kesalahan-kesalahan ayah sebelum bercerita kesalahan aku. Ibu juga tidak perlu keluh-kesah atas ketidak-bisaan aku sebelum Ibu mampu mengurai ketidak-bisaan ibu sendiri.

Ayah Ibu Om dan Tante, tidak usah khawatir pada diriku. Orang dewasa tidak perlu was-was pada anaknya. Karena aku pun tidak pernah khawatir kepada Ayah Ibu yang ternyata lebih peduli gadget daripada aku. Bila Ayah Ibu bilang, tidak mudah mendidik anak. Itu artinya, tidak mudah pula jadi orang tua kan? Maka begitu pula sulitnya seorang anak yang "dipaksa" mengikuti kemauan dan skenario orang tua.

Kan Ayah Ibu yang sering bilang. Urusan orang tua banyak, orang tua itu capek. Sama seperti aku, urusan anak juga banyak. Jadi anak-anak juga capek. Sekolah, belajar, disuruh membaca buku, dinasehatin ayah ibu tiap malam. Bahkan dipaksa berpikir seperti orang dewasa, disuruh seperti ayah ibu. Terus, kapan dong ayah ibu tersenyum saat berada di sebelahku. Atau kapan ayah ibu memeluk bangga aku sebagai anaknya. Ayah ibu lupa ya, untuk apa menceritakan kehebatan anak orang lain ke aku? Kan kata ayah ibu, setiap anak itu beda-beda. Ya sudah, pahami saja perbedaaan itu. 

Lagian, kenapa sih ayah ibu pengen aku jadi orang kaya, jadi orang sukses?

Sudahlah ayah ibu, aku tahu kok mana yang baik mana yang tidak baik. Jadi tidak usah paksa aku begini begitu. Aku itu pengen jadi seperti aku sendiri. Bukan pengen kaya atau sukses. Karena hidup itu urusan Allah SWT. Aku hanya ikhtiar dan berdoa saja. Lagi pula, aku itu lebih ingin menghargai "nilai" daripada "harga". Jadi bukan kaya atau sukses ukurannya. Tapi untuk apa kaya dan sukses bila tidak bernilai seperti ayah dan ibu.

"Ayo belajar, kalau nggak nanti ditangkap polisi lho". Ayah ibu masih ingat kalimat itu nggak? Sering banget diucapkan sewaktu aku kecil. Kenapa sih ayah ibu sering membohongi aku atas nama kebaikan. Ayah ibu sudah lupa ya. Anak itu hanya butuh contoh yang baik, bukan omongan atau nasihat melulu.  Aku itu butuh saran yang cocok untukku, bukan cocok untuk orang tuaku.

Ayah ibu harus tahu. Masalah anak itu bukan soal sepele. Tapi kenapa ayah ibu mengurusi aku dengan cara sepele. Maka esok ayah ibu, jangan lagi memaksa aku seperti yang ayah ibu mau. Nanti aku malah pura-pura mau atau terpaksa mau. 

Jadi, tolong biarkan aku tumbuh apa adanya. Seperti diriku sendiri, bukan seperti anak orang lain yang ayah ibu mau. SELAMAT HARI ANAK NASIONAL #AnakIndonesia #HariAnakNasional #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun