Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Bukan Fotocopy Orang Tua, Refleksi Hari Anak Nasional

23 Juli 2021   07:42 Diperbarui: 23 Juli 2021   07:55 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat dimaklumi. Bila orang tua khawatir pada anaknya. Tapi apa orang tua tahu? Anak pun khawatir pada orang tuanya. Bila orang tuanya lebih peduli pada gawai-nya daripada anaknya. Bila orang tua justru tidak mampu mengenal potensi dan karakter anaknya sendiri. Bila orang tua hanya memaksa kehendaknya tanpa mau memahami perasaan anak. Orang tua pasti tahu bahwa mendidik anak tidak mudah. Persis seperti tidak mudahnya menjadi anak saat "dipaksa" mengikuti skenario orang tua.

Maka di Hari Anak Nasional. Inilah momen untuk orang tua introspeksi diri. Sambil berjuang untuk komit memberikan perlindungan fisik sekaligus kenyamanan psikis. 

Untuk membiarkanlah anak jadi dirinya sendiri. Lebih bebas dalam ber-ekspresi sesuai potensi dan karakternya. Bukan anak yang dipakas jadi seperti yang dimau orang tua. Karena anak bukan fotocopy orang tua. 

Hari ini, hampiri anak-anak. Dan bertanyalah, "Nak, kamu ingin apa?"

Atau izinkan anak-anak berkata kepada orang tuanya, kepada ayah ibunya. Bahwa anak-anak hanya butuh contoh yang baik, bukan omongan atau kritik yang berlebihan. Bukan pula scenario yang dipaksakan orang tua kepada anaknya. Karena anak, hanya butuh nasehat yang cocok untuknya, bukan cocok untuk orang tuanya.

 

Karena esok, bisa jadi anak-anak tidak ingin jadi orang kaya. Tapi hanya bertekad jadi orang yang bahagia. Agar mereka lebih mampu menghargai "nilai" daripada "harga". Agar ususan dunianya seimbang dengan urusan akhiratnya. Dan bukan seperti orang tuanya. 

 

Biarlah anak-anak jadi dirinya sendiri. Bukan menjadi seperti yang dimau orang tua. Agar anak tidak usah terlalu dewasa di masa yang belum saatnya. Salam literasi. #HariAnakNasional #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun