Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Timbal Balik Hamba, Hikmah Idul Adha dalam Terpaan Covid-19

30 Juli 2020   08:25 Diperbarui: 30 Juli 2020   08:13 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berantas buta huruf (Sumber: Geberbura Lentera Pustaka)

Timbal balik adalah syariat. 

Ada saat memberi ada saat menerima. Ada saat membenci ada saat mencintai. Ada saat lebih ada saat kurang. Ada salah ada benar. Semua itu lumrah dan pasti terjadi pada seorang hamba. Hukum timbal balik pasti berlaku, cepat atau lambat.

Jangankan kekuasaan, harta, atau jabatan. Seperti sapi dan kambing, nyawa yang menempel pada tubuh manusia pun terlalu mudah untuk hilang secara tiba-tiba. Siapa yang menduga, kemarin sehat lalu esok sakit. Kemarin bebas tidka ada yang melarang, lalu hari ini terkungkung wabah Covid-19 dan berdiam diri di rumah saja. Bahkan kemarin masih ada dan esok sudah tiada.

Di dunia ini, sejatinya, tidak ada orang kaya atau orang miskin. Tidak ada pula orang sukses atau tidak sukses. Bahkan tidak ada pintar atau orang bodoh. Tapi yang ada hanyalah "timbal balik". Semakin sering memberi maka semakin kaya, semakin pelit maka semakin miskin. Semakin pintar untuk diri sendiri semakin tidak ada manfaat, semakin banyak berbuat untuk orang lain maka semakin pintar. Hukum timbal balik memang sederhana.

Idul Adha dalam terpaan Covid-19 tahun ini adalah momen. Pentingnya membangun kesadaran timbal balik antarsesama. Karena manusia hanyalah hamba. Bukan siapa-siapa, bukan pula apa-apa. Dan semua yang manusia miliki hari ini adalah titipan Allah SWT semata. Amanah yang kelak harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. 

Persis, semuanya di dunia ini. Pasti akan berjalan dalam koridor "timbal balik". Timbalnya di dunia, baliknya di akhirat. Dan timbal balik yang paling hakiki adalah "Allah yang berikan, maka Allah pula yang akan mengambilnya". Sebagai hamba, manusia hanya bisa ikhtiar dan doa baik. Selebihnya Allah akan bekerja sesuai kehendak-Nya.

Adalah hikmah Idul Adha. Memperbesar ruang timbal balik dalam hati dan pikiran manusia. Timbal balik membangun kepedulian, bukan keangkuhan. Dan sama sekali tidak perlu menghisab orang lain seolah-olah kita bertindak seperti Tuhan. Kita semua hanyalah hamba-hamba-Nya, hanya manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Dan mintalah ampun kepada Allah terus-menerus tanpa mengenal Lelah.

Bertimbal balik-lah esok, sebelum ajal menjemput tiba. Selamat Idul Adha 1441 H. Mohon maaf lahir batin. Semoga kian bertambah keimanan kita sebagai hamba, dan makin diberkahi Allah SWT. #IdulAdha1441H #HidupTimbalBalik

Pengajian yatim bulanan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)
Pengajian yatim bulanan (Sumber: TBM Lentera Pustaka)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun