Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apapun Disalahkan Saat Wabah Virus Corona, Awas Pikiran Lumpuh

17 April 2020   09:04 Diperbarui: 17 April 2020   09:15 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu sangat bisa. Karena hidupnya selama ini enak. Maka tidak boleh ada keadaan yang bikin dia tidak enak. Sesederhana itu. Pikiran lumpuh itu biasanya terjadi pada mereka yang gagal memperjuangkan harapannya. Hidupnya jadi tidak realistis, dan empati-nya pun hilang.

Lumpuh. Akibat percaya betul pada akal -- logika semata. Tanpa diimbangi hati -- nurani. Sehingga "kebaikan" hanya jadi objek nafsu. Asalkan mimpi dan harapannya bisa terpenuhi. Dan dirinya terhindar dari kematian yang mengerikan. Saat pikiran lumpuh, maka orang lain hanya dilihat sebagai ancaman. Bukan teman berjuang untuk memperbaiki keadaan. Itulah, homo homini lupus.

Bagai balam dengan ketitiran, begitu kata pepatah.

Artinya kira-kira begini. Kita yang tidak tahu apa-apa. Tapi yang disalahin orang lain terus. Maka wajar, kesalahan orang lain yang sedikit tampak. Kesalahan sendiri yang besar tidak tampak. Dan akhirnya, selalu berselisih hingga tidak mampu lagi bersatu-padu.

Pikiran lumpuh. Mereka yang begitu khawatir atas apa yang dilakukan orang lain. Tapi dia sendiri tidak sedang mengerjakan apapun. Mereka yang lagi galau, ketika menuhankan akal tanpa melibatkan hati.

Wabah virus corona ini musibah. Inilah momentum untuk ikhtiar baik dan berdoa baik. Sakit untuk menebus salah dan dosa yang pernah kita perbuat. Sekaligus tanda "ujian" agar bangsa ini bisa naik kelas ke level yang lebih baik, dan lebih baik lagi. 

 Kita boleh #DiRumahAja. Tapi jangan sampai pikiran lumpuh. Bila tidak mampu mengobati, maka tidak perlu menambah luka. Buat saya, mendidik pikiran tanpa mendidik hati itu jelas omong kosong ... Mohon maaf lahir batin bila tidak berkenan #BudayaLiterasi #LawanVirusCorona

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun