Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Enam Agenda Pendidikan 4.0, Pendidikan Berbasis Kompetensi dan Kreativitas

2 Mei 2019   07:14 Diperbarui: 2 Mei 2019   07:30 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menuju Era Pendidikan 4.0

Revolusi industri 4.0 tidak bisa dibantah lagi. Dunia pendidikan pun harus merespon cepat dan mau berubah. Jangan sampai, manusia tertinggal jauh dari mesin atau teknolgi digital. Proses pembelajaran pun harus mampu menghasilkan anak didik atau lulusan yang kompeten. Pendidikan yang berbasi kompetensi dan kreativitas. 

Sungguh, mencari cara untuk membenahi dunia pendidikan di Indonesia tidak mudah. Dunia pendidikan makin dihadapi tantangan besar. Belum lagi mencari cara yang pas untuk merespon era revolusi industri 4.0. Berharap adanya kualitas pendidikan di Indonesia bisa jadi masih angan-angan. Terlalu banyak batu sandungan, membuat dunia pendidikan terus-menerus jadi polemik. Mulai dari soal kekerasan di sekolah, kurikulum, kualitas guru, mpdel pembelajaran, hingga korupsi di dunia pendidikan.

Suka tidak suka, era pendidikan 4.0 harus didengungkan. Pendidikan yang mampu merespon otomatisasi, digitalisasi, dan kecerdasan buatan adalah harga mati. Hanya pendidikan berbasis kompetensi dan kreativitas yang bisa mengimbangi laju revolusi industri 4.0.

Di Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2019, inilah momentum semua pihak untuk berpikir ulang tentang cara memajukan pendidikan Indonesia. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah program semata. Semua elemen masyarakat harus terlibat untuk membenahi dan memajukan dunia pendidikan. Urusan pendidikan, masyarakat harus merasa memiliki, pemerintah harus memfasilitasi, dunia bisnis harus peduli, pendidik dan anak didik harus menyadari makna pendidikan yang sebenarnya.

Pendidikan 4.0 harusnya dilandasi "gerakan" yang bertumpu pada rasa memiliki semua pihak terhadap masa depan pendidikan. Pendidikan bukan sekadar "program" yang dianggap sebagai kegiatan dan tanggung jawabnya terbatas pada para pelaksana pendidikan. Tapi semua pihak, harus mau dan bersedia menjadi bagian dari ikhtiar untuk menyelesaikan problematika pendidikan.

Pendidikan 4.0 pun harus mamp mengemas upaya pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter, berkepribadian. Ikhtiar mengembalikan kesadaran tentang pentingnya pendidikan berkarakter menjadi tanggung jawab semua pihak, semua elemen masyarakat. Agar tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi peserta didik. 

Agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab dapat diwujudkan.

Era pendidikan 4.0 intinya mengajak kita untuk melakukan instrospeksi diri, mengukur apa yang sudah benar dan apa yang masih salah dalam proses pendidikan selama ini.

Era pendidikan 4.0, mau tidak mau, mendesak duni pendidikan untuk berpikir ulang dan merevitalisasi pendidikan yang bertumpu pada:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun