Nongkrong gak selalu berkonotasi negatif. Karena nongkrong alias ngumpul bareng bersama teman tentu ada motifnya. Salah satunya motif ilmiah seperti membahas tugas-tugas kuliah atau bisa jadi ngobrol soal judul-judul penelitian, apalagi buat disertasi. Memang gak bisa dipungkiri, nongkrong juga bisa didasari untuk menghilangkan kepenatan atau sekadar untuk memperkuat silaturahim sambil foto-foto.
Nongkrong ilmiah, itulah istilah yang dijadikan tradisi oleh mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Universitas Pakuan (Unpak) Bogor. Seusai kuliah dan atas dasar pentingnya membahas tugas-tugas kuliah sambil mempersiapkan Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa program Doktor MP Unpak kelas 2018 Reg 2 rileks sambil nongkrong ilmiah di Botani Square Bogor pada Jumat, 15 Maret 2019. Ehh, pas kebetulan si "Bang Syarif" lagi ulang tahun. Alhamdulillah...
Nongkrong memang lebih dikenal di kalangan anak-anak muda. Tapi nongkrong ilmiah justru lebih dekat terjadi di kalangan mahasiwa, termasuk mahasiswa S3. Nongkrong cuma istilah yang digunakan untuk berkumpul bersama teman-teman di suatu tempat. Melibatkan pembicaraan segala macam hal, mulai dari yang remeh sampai yang serius. Tapi khusus nongkrong ilmiah, apalagi yang dibahas bila bukan tugas kuliah, persiapan UAS, atau ngobrol kecil soal judul disertasi.
Sadar betul gak mudah kuliah lagi di S3, apalagi di tengah sibuknya waktu bekerja. Maka mahasiswa S3 MP Unpak membangun tradisi nongkrong ilmiah, tujuannya agar bisa update sekitar perkuliahan di samping memelihara komitmen untuk "masuk bareng kelar bareng" hingga mendapat gelar Doktor Manajemen Pendidikan nantinya.
Banyak orang bilang, nongkrong hanya buang-buang waktu. Bahkan dianggap momen melampiaskan nafsu konsumtif dan hedonis. Tapi faktanya, nobgkrong ilmiah ala mahasiswa S3 MP Unpak tidaklah begitu. Sepyuang kuliah dari kampus, lalu mampir di toko buku mencari buku-buku penelitian sebagai referensi. Dan akhirnya nongrkong di salah satu kafe untuk membahas hal-hal ilmiah. Lagi-lagi ngobrolin soal tugas, soal seminar internasional, soal nulis buku bareng sebelum disertasi, bahkan soal judul disertasi. Itulah nongkrong ilmiah.
Bila mau jujur, aktivitas ngobrol di malam hari sembari minum kopi atau ngemil bersama teman seperjuangan belajar di dalam kelas ternyata berdampak positif. Di samping untuk memperkuat pertemanan juga bisa untuk update masalah-masalah ilmiah. Maka gak salah, bila siapaun mahasiswanya, untuk bisa menjadikan "nongkrong ilmiah" sebagai gaya hidup. Gaya hidup nongkrong ilmiah, bukan gaya hidup ngomongin orang lain apalagi pamer duniawi. Maka nongkrong ilmiah, harusnya bisa dipelihara sebagai ciri mahasiswa S3 utamanya. Tinggal diimbangi komitmen untuk menjaga intensitas atau frekuensi komunikasi saja.
Memang ada yang bilang. Buat apa nongkrong melulu kalo kuliah gak kelar-kelar. Mungkij istilah bisa di balik "buat apa kuliah melulu kalo akhirnya stres dan gak kelar-kelar". Nah, mungkin sebagai solusinya boleh dicoba "nongkrong ilmiah biar gak stres karena kuliah tapi tetap bisa kelar kuliah tepat pada waktunya". Itulah nongkrong ilmiah ala mahasiswa S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak.
Ketahuilah, nongkrong ilmiah itu penting. Karena kepandaian adalah kebahagiaan bersama, bukan individu. Agar kita bisa tingkatkan rasa syukur atas rahmat dan anugerah-Nya.... tabikk #MahasiswaS3MPUnpak #PascaUnpak
