Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Cara Tetap Ngopi tapi Ingat Pensiun?

29 September 2018   14:44 Diperbarui: 29 September 2018   17:01 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup tanpa ngopi itu hampa ...

Karena ngopi itu udah jadi gaya hidup. Apalagi buat kaum milenial, kalo gak ngopi berarti gak gaul. Maka gak masalah, kita bayar mahal untuk secangkir kopi. Apalagi di kafe atau tempat nongkrong yang nyaman. Plus ditambah free wifi wow luar biasa. Ngoi ditambah internet, pastinya kreativitas jadi maksimal.

Ngopi dulu yuk, begitu kata kaum milenial atau kaum urban penggila kopi.

Jadwal ngopi banyak orang sudah ditentukan. Dan maaf, gak boleh diganggu. Sebelum atau sepulang kerja. Sebelum kuliah atau sepulang kuliah. Bila ada di tenga-tengahnya, biasanya karena situasional, akibat stress atau bete.

Ngopi itu gak bikin hidup terasa hampa. 

Karena orang-orang penggila kopi sangat "bersahabat". Mereka mampu menikmati suasana saat ngopi.  Memang betul, ngopi bukan sekedar ngopi. Tapi di dalamnya ada suasana, ada kenyamanan, ada persahabatan bahkan ada ide-ide brilian yang diobrolkan. Ngopi itu keren, tukang minum kopi juga pasti keren.

Kenapa ngopi jadi gaya hidup orang sekarang?

Karena kopi itu unik. Seberapapun hebatnya pupuk dan obat tanaman, gak bakal bisa mempengerauhi karakter dan rasa kopi. Karena kopi, sangat tergantung iklim, suhu, jenis tanah, hingga usia si pohon kopi itu sendiri. Maka wajar, walaupun sama-sama ditanam di Sumatera, biji kopi bisa punya rasa yang berbeda-beda. Keren. Belum lagi, manfaat kopi buat kesehatan. Beragai riset menyebutkan, ngopi itu bisa membuat hidup lebih lama. Ngopi juga bisa meningkatka kinerja otak agar lebih fokus. Bahkan konsumsi kopi yang teratur bisa mencegah alzheimer, termasuk menyehatkan jantung dan terhindar dari diabetes.

Ngopi memang bikin kita hebat. Karena ngopi, kita jadi punya gengsi. Ngopi juga bikin "mimpi bisa jadi nyata", bikin lebih semangat. Maka wajar, kaum milenial dan kaum urban sudi menghabiskan waktu minimal 2 jam sehari buat ngopi sambil ngobrol. Bahkan dari kocek rupiah, gak masalah bayar Rp. 50.000 s.d. Rp. 100.000 sehari buat ngopi. Itu berarti, uang ngopi kaum mienial dan urban bisa mencapai Rp. 1.000.000 -- 2.000.000 sebulan. Kerena kan kaum penggila kopi.

Kata kaum milenial. Mendingan pahit asal itu rasa kopi daripada dipahitin janji-janji kamu. Mendingan manis sejujur kopi daripada janji manis Cuma di bibir kamu.

Ngopi adalah gaya hidup itu fakta. Gak perlu dipersoalkan. Silakan ngopi setiap hari, sesering mungkin asal itu bikin kamu bahagia. Tapi satu hal saja, jangan sampai gara-gara ngopi, kamu malah jadi kehabisan uang. Gak punya dana yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Apalagi nanti saat kamu tua, saat kamu pensiun, bahaya bila gak punya uang. Terus, uangnya dari mana kalau kamu masih ingin tetap ngopi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun