Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerhana Bulan yang Aneh

1 Februari 2018   19:26 Diperbarui: 1 Februari 2018   19:43 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi coba kalau bukan bersyukur.

Banyak orang yang hidup di gunung, merindukan pantai. Banyak orang yang hidup di pantai, merindukan gunung.

Banyak orang yang tinggal di desa, pengen hidup ke kota. Banyak orang yang tinggal di kota, pengen hidup ke desa. Aneh dan kebalik-balik. Mungkin kurang rasa syukur.

Bersyukur aja kalo pemimpinnya bisa jadi imam sholat di negara lain. Gak usah sibuk mikir dan komen yang gak-gak. Aneh.

Makanya bersyukur.

Biar kita gak terlalu banyak "ngintipin" urusan orang lain. Biar gak keenakan memusatkan diri pada apa yang diinginkan bukan pada apa yang dimiliki. Buat apa sibuk ngurusin nikmat orang lain. Sementara kamu lupa pada nikmat yang kamu punya. Kamu itu kurang bersyukur. Pantas, kalo akhirnya kamu menganggap Allah tidak memberi apa-apa atas apa yang kamu miliki sekarang.

Gerhana itu terjadi sebagai bukti syukut.

Ada saat terang ada saat gelap. Bahkan kadang terang pun tertutup gelap. Begitu pula sebaliknya. Itu semua udah hukum Allah. Tiap gelap pasti diikuti terang. Sebaliknya gak mungkin terang melulu pasti ada gelapnya.

Makanya bersyukur.

Biar kalo punya masalah sedikit jangan langsung merasa orang paling merana sedunia. Lagi-lagi aneh...

Memang, apa saja yang kamu lihat. Pekerjaan, rumah, uang, harta, sakit, orang lain, pemimpin, ini, dan itu. Semuanya paling gampang dikeluhkan, paling gampang dimasalahin. Tapi itu semua bukan berarti "boleh" melupakan syukur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun