Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Gaya Hidup Kamu Gak Bener, Wajar Kalo Jadi Susah Sendiri

22 Agustus 2015   12:48 Diperbarui: 22 Agustus 2015   12:48 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman makin maju, wajar aja kalo gaya hidup kita makin keren. Gaya hidupnya ciamik, kata banyak orang. Iya, gaya hidup kita. Kebiasaan dan perilaku keseharian yang pengen dipersepsi dan dibilang “keren”. Biar image kita bagus, terus dibilang status sosialnya luar biasa. Itulah gaya hidup.

Gaya hidup, mungkin maksudnya “bergaya dalam hidup”. Hidup yang lebih bergaya. Karena gak banyak orang lain melakukannya. Atau orang lain gak bisa seperti kita. Gaya hidup, keren. Tapi berapa banyak orang yang gaya hidupnya gak bener, akhirnya jadi susah sendiri.

Emang gak ada yang salah sih dari gaya hidup. Tapi gak sedikit juga orang yang gaya hidupnya kebablasan. Melihat orang dari yang “kasat mata” saja. Padahal kamuflase. Anehnya lagi, gak sedikit juga orang ngukur derajat orang cuma dari gaya hidup. Dari penampilan fisik, dari aksesorinya saja. Wowww, keren. Kita semua sudah terbuai gaya hidup

Lha emang kenapa dengan gaya hidup?
Ya gak kenapa-kenapa. Biasa aja keles. Cuma takut aja kalo gaya hidup malah menyeret banyak orang ke standar hidup di luar kemampuan mereka. Apalagi kalo sampe hedonis, gaya hidup yang berlebihan, bermewah-mewahan. Memaksa diri walau tidak mampu. Hidup dengan kebiasaan dan aksesori yang mahal. Kalo kita punya uang dan kaya, gak masalah. Nah, kalo nggak punya gimana?
Berapa banyak orang yang gaya hidupnya gak bener, akhirnya jadi susah sendiri.

Sungguh, kita emang harus hati-hati ama gaya hidup. Hedonisme, gaya hidup yang hanya mencari kesenangan semata. Senang sesaat. Abis itu murung lagi hehehe. Karena hidupnya terlalu bergaya. Gaya hidupnya dipaksakan.


Emang kaya apa sih gaya hidup yang gak bener?
Ahh, kamu mau tahu aja. Gaya hidup dimana aja sama. Cuma soal kebiasaan, soal perilaku keseharian yang berusaha mencari “kesenangan sesaat”.

Tapi kalo mau dilacak, 6 tanda-tanda ini patut dicurigai sebagai gaya hidup yang “mengarah” ke gak bener. Apa aja sih:
1. Lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah
2. Lebih banyak bermain-main, gak produktif.
3. Senang pada keramaian.
4. Senang beli barang mahal, konsumtif barang yang gak perlu.
5. Selalu ingin jadi pusat perhatian orang.
6. Cenderung gak mampu mengendalikan diri, sesaat banget.

Berapa banyak orang yang gaya hidupnya gak bener, akhirnya jadi susah sendiri. Coba renungkan aja deh.

Gak banget deh ya. Masak kita bilang seseorang keren kalo “casing-nya” oke. Kayak iklan aja. Modis cuma di mata doang. Emang gimana sih, ngukur orang dari fashion, parfum, sepatu, mobil, terus dijulukin keren? Maaf ya, mungkin karena saya orang kampung jadi gak ngerti ya.

Katanya kita menganut pepatah "don't judge the book by its cover". Itu berarti, nggak semua yang luarnya baik, dalemnya juga pasti baik kan. Ganteng, eye catching, setelan esmud, plus potongan rambut klimis abis, ahh itu mah gak ngejamin “dalemnya” bakal sekeren tampilannya.

Sekali lagi, ngeri aja. Kalo gaya hidup akhirnya merepotkan para korbannya. Ngikutin gaya hidup kan butuh modal gede juga. Iya gak? Kalo pengikut gaya hidup kantongnya cekak, akhirnya segala cara pun dilakoninya. Jual narkoba, maling, atau nipu orang. Ihhh serem banget.
Abis gaya hidupnya gak bener, wajar kalo jadi susah sendiri.

Terus, emang salah ya kalau gue tampil keren dan oke?
Iya udah pasti nggak salahlah. Keren itu bagus kok. Asal kita gak menilai “kemuliaan” orang cuma dari penampilan fisik dan gaya hidup aja. Itu doang kok. Karena gaya hidup dan penampilan itu cuma sementara. Gak berarti banget di hadapan Allah. Karena Allah, memang tidak menilai kita dari wajah, pakaian, atau penampilan. Apalagi aksesorinya. Allah hanya menilai dari HATI & TAKWA kita.

Lagian, keren dari tampilan aja mana cukup. Tapi juga oke dalam iman dong. Nah, itu ciamikk namanya. Hidup mewah, glamour, ngikutin trend sebenarnya gak bisa dibanggain. Buat apa kita cuma bisa sekedar tampil keren di dunia, tapi gak keren di akhirat?

Kita baru keren kalo bisa menukar segala kesenangan dunia dengan kemuliaan di hadapan Allah. Buat ngingetin aja, keren fisik pasti ada kadaluarsanya. Tapi keren iman dan akhlak bakal abadi sepanjang masa. Hingga kita mati nanti.

Emang apa pentingnya sih nginget soal gaya hidup?
Ya penting. Karena gaya hidup glamour dan konsumtif bikin orang gelap mata.Masih ingat kasus Melinda Dee yang ngebobol uang nasabah. Itu akibat gaya hidup yang berlebihan. Hasil riset bilang, 3 dari 10 orang sekarang jadi berperilaku negatif akbat gaya hidup yang konsumtif. Teruss, kita mau jadi apa kalo ngebela-belain gaya hidup doang. Emang gak ada yang lain apa?

Gaya hidup. Emang, gak ada abisnya kalo ngebahas gaya hidup. Udah ahh, yang penting kita tetap eling dan “apa adanya” aja. Gak usah pengen “ada apanya”. Apalagi ngikutin gaya hidup yang gak jelas juntrungan, mau kemana arahnya? Gaya hidup yang sederhana saja, biasa saja asal bermakna buat diri sendiri dan orang lain. Gak usah terbuai ama gaya hidup. Itu baru kamu keren banget. Kamu ciamik karena gaya hidupnya tetap seperti aslinya ….
#BelajarDari OrangGoblok

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun