Dalam kehidupan masa kini, bahasa dan musik seakan tidak dapat dipisahkan. Setiap alunan musik menggunakan aset bahasa dalam pengungkapannya. Sebaliknya, bahasa yang dibubuhkan makin membuat bahasa semakin punya kekuatan makna dan dampak psikologsi. Ole karena itu, bahasa dan musik bersifat saling mengisi dalam kegiatan musik. Bahasa memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendukung kehadiran musik. Setiap ungkapan musik dilantunkan dalam bentuk-bentuk bahasa yang menyentuh dan harus mampu menarik perhatian pendengarnya. Bahasa tercermin melalui tampilan teks dan lirik lagu.
Dukungan bahasa bagi eksistensi musik dan lagu di tengah masyarakat sudah tidak diragukan lagi. Sejak ratusan tahun lalu, masyarakat telah akrab dengan musik. Musik selalu menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan keindahannya. Bahasa dan musik telah menyatu dan kini digemari masyarakat melalui lantunan lagu-lagu modern. Masyarakat yang sering menyanyikan sebuah lagu dalam aktivitas seharo-hari menjadi cerminan hidupnya bahasa dan musik. Lirik-lirik lagu dalam musik tidak hanya menjadi alat ekspresi diri dari penyanyi maupun pencipta lagu, tetapi sekaligus menjadi gambaran perilaku dan perasaan yang berkembang di masyarakat. Lirik-lirik lagu dalam musik telah menjadi cerminan situasi dan kondisi yang terjadi di masyarakat.
Perpaduan kata-kata indah dalam lirik sebuah lagu ditambah dengan alunan nada-nada musik yang serasi telah memberi makna tersendiri bagi para penggemar musik, khususnya di Indonesia.  Belakangan ini, kehadiran grup musik modern dan musik dengan berbagai bentuk lagi semakin marak. Musik tak lagi terbatas sebagai ungkapan ekspresi diri pencipta lagu, tetapi musik juga telah menjadi seni yang digemari dan diminati anggota masyarakat dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Musik telah menjadi cermin perasaan dan kondisi sosial melalui lantunan lagu-lagu grup band yang dikenal masyarakat.           Kemajuan musik modern saat ini pun identik dengan munculnya grup-grup band yang populer dan digemari masyarakat. Sederetan grup band yang kini menjadi pujaan masyarakat, khususnya kalangan muda seperti Dewa, Ungu, Radja, Peterpan, Gigi dan sebagainya. Kehadiran grup-grup band terkemuka di Indonesia bukan saja menjadi parameter kemajuan industri musik, tetapi telah menjadi simbol atas diterimanya bahasa dalam musik.
Atas dasar itu, kita perlu mencermati keberadaan bahasa dalam teks atau lirik lagu yang beredar di masyarakat. Ada hal yang menarik dan patut dikaji dari bahasa terkait dengan lirk-lirik lagu yang disajikan pada setiap album grup band terkemuka di Indonesia. Bahasa-bahasa yang digunakan dalam lirik-lirik lagu tersebut, tentunya dapat memberi pemahaman dan persepsi yang kuat di mata masyarakat atau penggemar musik.
Salah satu yang patut mendapat perhatian adalah menyangkut aspek sintaksis yang terdapat dalam bahasa musik. Aspek sintaksis dalam teks lirik lagu grup musik modern saat ini. Bahasa musik pun sepatutnya tetap menjunjung tinggi keberadaan bahasa Indonesia sebagai disiplin ilmua. Melalui aspek sintaksis, bahasa musik dapat dicermati dari segi dimensi kesesuaian atau kelaziman bahasa yang berlaku di masyarakat.
Dalam hal ini, aspek sintaksis dalam bahasa musik atau teks lirik lagu terkait dengan pola-pola kalimat yang digunakan dalam membangun lirik lagu. Bentuk dan variasi kalimat dalam setiap judul lagu menjadi indikasi kuat perlunya kajian lebih lanjut tentang muatan aspek sintaksis dalam lirik-lirik lagu yang beredar di masyarakat. Dalam studi kebahasaan, sintaksis memfokuskan kajian pada bentuk dan variasi kalimat yang digunakan dalam bahasa musik atau lirik lagu ditinjau dari kesesuaian dan aturan sintaksis yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kajian bahasa musik atau teks lirik lagu, setidaknya masyarakat dapat mengetahui muatan aspek sintaksis atau kalimat yang dipakai dalam setiap judul lagu. Melalui kata-kata yang digunakan dalam lirik lagu, aspek sintaksisi ini akan berimplikasi pula terhadap dimensi makna atau aspek semantik.
Dalam kaitan itu, untuk mengetahui aspek sintaksis dalam teks lirik lagu grup musik modern yang ada di Indonesia saat ini perlu dilakukan kajian serius yang berkaitan dengan aspek kebahasaannya sebagai penyeimbang perkembangan musik itu sendiri. Maka masalah dalam tulisan ini dapat dikemukakan adalah "Bagaimana tinjauan aspek sintaksis dalam teks lirik lagu grup musik modern saat ini?"
Aspek Sintaksis
Bahasa memiliki kedudukan dan peran penting dalam mendukung aktivitas musik yang terus berkembang. Dukungan bahasa terhadap eksistensi musik dan lagu sudah tidak diragukan lagi. Bahasa tampil sebagai alat untuk mengekspresikan keindahan musik dan lagu. Perpaduan kata-kata indah dalam lirik sebuah lagu ditambah dengan alunan nada-nada musik yang serasi telah memberi makna tersendiri bagi penggemar musik. Melalui musik, bahasa seakan memiliki kekuatan makna yang dahsyat.
Namun bagaimana bahasa musik ditinjau dari aspek sintaksis? Teks atau lirik-lirik lagu menarik untuk dicermati dari aspek sintaksis. Aspek sintaksis berkaitan dengan pola-pola kalimat dalam lirik lagu. Bentuk dan variasi kalimat dalam setiap judul lagu menjadi indikasi kuat aspek sintaksis dalam lirik-lirik lagu yang beredar di masyarakat. Sintaksis merupakan objek studi yang membahas kata dalam hubungannya dengan kata lainnya. Sintaksis membicarakan unsur-unsur bahasa sebagai suatu ujaran. Aspek sintaksis suatu bahasa mencakup 1) struktur sintaksis, yang berkaitan dengan masalah fungsi, kategori, dan peran suatu kata, 2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana, dan 3) aspek pendukung sintaksis lainnya, seperti masalah modus dan aspek (Abdul Chaer, 1994 : 206).
Kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia, seperti lirik lagu menarik untuk dicermati dari aspek sintaksis. Kalimat-kalimat dalam lirik lagu dapat dikaji berdasarkan pola dan satuan sintaksis yang ada, seperti kalimat, klausa, frase, maupun kata. Karena harus disadari bahwa lirik lagu tidak hanya mengutamakan keindahan bunyi yang didukung oleh alat musik, tetapi juga harus memiliki kekuatan makna bagi penggemarnya. Dari segi pengertiannya, kalimat merupakan ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara (A.A. Fokker, 1983 : 11). Maka, kriteria yang didigunakan untuk menentukan kalimat adalah bunyi kalimat atau disebut intonasi. Dalam bahasa Indonesia, apalagi bahasa percakapan, pengelompokan sintaksis dalam bentuk relasi antara kata dapat dikenali melalui intonasi. Di sisi yang lain, kalimat juga dapat dilihat dari aspek struktur yang terkandung di dalamnya, dengan memenuhi minimal struktur subjek (S) dan perdikat (P). Dari segi intonasi, kalimat harus menunjukkan bagian ujaran yang lengkap dan bermakna. Lamudin Finoza (1993 :91) menyatakan bahwa kalimat adalah satu bagian ujaran yang mempuanyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P), sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna. Kalimat bukanlah semata-mata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk, sedangkan ujaran yang lengkap dengan makna menunjukkan bahwa sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturnya. Oleh karena itu, penentuan kalimat dalam bahasa Indonesia bukanlah terletak pada banyak atau tidaknya kata yang digunakan dalam suatu kalimat. Kalimat dalam bentuk tulis maupun lisan merupakan deretan kata yang berstruktur. Setiap kata yang digunakan dalam kalimat harus memiliki fungsi dan peran dalam struktur kalimat masing-masing. Kalimat baik lisan maupun tulisan adalah untaian berstruktur dari kata (Samsuri, 1985 : 54). Dalam hal ini dapat dinyatakan bahwa kalimat merupakan deretan kata yang disusun dengan acuan sistem tertentu (struktur kalimat dan fungsi kalimat) atau sesuai dengan kaidah yang berlaku, dilengkapi intonasi sebagai penanda akhir dari suatu kalimat. Kalimat adalah susunan kata yang teratur dengan pokok pikiran yang lengkap. Sekalipun lirik lagu masih dapat diperdebatkan tergolong kalimat atau tidak, namun dengan mengacu pada perangkat teoretik di atas seharusnya realisasi lirik lagu dapat diterima dalam genre kalimat dan dapat dikaji berdasarkan aspek sintaksis. Selain itu, penyusunan kalimat pun harus memperhatikan berbagai aspek, seperti a) kohrensi dan kohesi, b) kesejajaran bentuk, c) penekanan, d) kehematan dalam mempergunakan kata, dan e) kevariasian dalam struktur kalimat (Sabarti Akhadiah, 1989 : 116). Aspek sintaksis dalam lirik lagu patut menjadi perhatian untuk dicermati oleh pemerhati bahasa. Dalam ilmu linguistik, sintaksis membahas kata dalam hubungannya dengan kata lain. Sintaksis membicarakan unsur-unsur bahasa sebagai suatu ujaran. Sintaksis berupaya menempatkan bersama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Jadi, sintaksis dapat disebut sebagai ilmu tata kalimat. Abdul Chaer (1994 : 206) menegaskan setidaknya ada tiga unsur yang menjadi bagian sintaksis suatu bahasa, termasuk bahasa Indonesia, yang terdiri dari 1) struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis, 2) satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana, dan 3) aspek pendukung sintaksis, seperti masalah modus, aspek. Struktur sintaksis terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K). Fungsi S, P, O, K kalimat biasanya diisi oleh kata yang memiliki kategori dan memiliki peran tertentu dalam kalimat. Kita ambil satu contoh: Gadi itu pergi ke kampus S        P         K Berdasarkan contoh di atas, fungsi S diisi oleh kata gadis itu yang berkategori nomina, sedangkan P diisi oleh kata pergi yang berkategori verba, dan fungsi K diisi oleh frase ke kampus yang berkategori nomina. Setiap fungsi dalam kalimat memiliki peran secara sintaksis, seperti gadis itu berperan sebagai pelaku, pergi berperan aktif, dan ke kampus memiliki peran tempat. Oleh karena itu, kalimat tersebut telah memiliki struktur sintaksis. Lirik lagu yang pengungkapannya menggunakan bahasa Indonesia pun sudah selayaknya dapat dicermati sebagai satuan sintaksis. Artinya, lirik lagu pada dasarnya harus memenuhi kaidah sintaksis sebagai satuan bahasa. Kalimat-kalimat yang dibentuk sebagai bagian dari sistem sintaksis harus memenuhi kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut dapat berupa pemenuhan kaidah tentang pola-pola yang mendasari satuan-satuan sintaksis, seperti kalimat, klausa, frase, maupun kata. Hal lain yang juga patut diperhatikan dalam memahami sintaksis, khususnya aspek kalimat adalah intonasi kalimat. Intonasi kalimat merupakan bagian dalam kalimat yang berwujud tekanan, nada, dan tempo. Ketiga unsur suprasegmental tersebut lebih bersifat fonemis, atau dapat membedakan makna kata karena berlaku sebagai fonem. Lirik lagu sebagai satuan sintaksis pun harus memperhatikan intonasi dalam penyajiannya. Suatu kalimat atau klausa dalam lirik lagu pun memiliki unsur segmental yang dapat berubah menjadi kalimat deklaratif atau kalimat interogatif hanya dengan mengubah intonasinya. Aspek intonasi kalimat menjadi bagian yang penting dalam memahami kalimat ataupun sintaksis. Kalimat merupakan salah satu unsur sintaksis. A.A. Fokker (1983 : 11) tentang kalimat mendefinisikan sebagai ucapan bahasa yang mempunyai arti penuh dan batas keseluruhannya ditentukan oleh turunnya suara. Kriteria yang dipakai untuk menentukan kalimat adalah bunyi kalimat atau disebut intonasi. Dalam bahasa Indonesia, salah satu pengelompokan sintaksis dalam bentuk relasi antara kata dapat dikenali melalui intonasi. Di sisi lain, kalimat dapat dilihat dari aspek struktur yang terkandung di dalamnya, dengan memenuhi minimal struktur subjek (S) dan predikat (P). Sedangkan dari segi intonasinya, kalimat harus menunjukkan bagian ujaran yang lengkap dan bermakna. Penentuan kalimat dalam bahasa Indonesia bukanlah terletak pada banyak atau tidaknya kata yang digunakan dalam suatu kalimat. Kalimat baik merupakan deretan kata yang berstruktur. Artinya, setiap kata yang digunakan dalam kalimat dipastikan memiliki fungsi dan peran dalam struktur kalimat masing-masing. Kalimat dapat dimaknakan sebagai deretan kata yang disusun dengan acuan sistem tertentu (struktur kalimat dan fungsi kalimat) atau sesuai dengan kaidah yang berlaku, dilengkapi intonasi sebagai penanda akhir dari suatu kalimat. Setiap kalimat dalam bahasa Indonesia dalam bentuk apapun harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah kalimat antara lain meliputi: 1) unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat, 2) aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan, dan 3) cara memilih kata dalam kalimat (Sabarti Akhadiah, 1998 : 116). Bahasa musik atau lirik lagu seringkali menyajikan kata-kata atau kalimat yang tidak lazim, yang sering menyalahi aturan kaidah sintaksis yang berlaku. Hal ini diperkuat oleh pendapat Samsuri (1980 : 24) yang menyatakan bahwa sanjak termasuk lagu seringkali terjadi "penyimpangan" bahasa yang cenderung menjadi kebiasaan. Di dalam prosa pun terdapat penyimpangan-penyimpangan dari aturan bahasa yang sengaja dipakai oleh penulis. Kenyataan yang terjadi bahasa musik atau lirik lagu memiliki jumlah kalimat dalam setiap lagu yang berbeda-beda. Lirik lagu memiliki bagian-bagian yang lebih kecil sebagai unsur pembentuknya, seperti lazimnya terdapat dalam kalimat bahasa. A. Awuy (1986 : 24) menyatakan bahwa pemenggalan kalimat musik dapat dilakukan tanpa mengabaikan kesatuan arti dari bentuk-bentuk penggalan di dalamnya. Pemenggalan kalimat musik ini disebut dengan pharasering, yaitu pemenggalan kalimat musik menjadi bagian yang pendek tapi masih memiliki kesatuan arti. Ada banyak lirik-lirik lagu yang terdapat dalam album-album musik yang beredar di masyarakat perlu dicermati secara lebih seksama, khususnya dalam menentukan aspek sintaksis dari kata-kata yang digunakan sebagai lirik lagu dalam mengungkapkan ekspresi musiknya. Bahasa musik tidak hanya terbatas pada apresiasi seni belaka, tetapi harus mampu menjadi bahan kajian yang berguna dalam kaitan aspek kebahasaan khusunya menyangkut aspek kesesuaian kaidah bahasa. Banyaknya lirik-lirik lagu yang beredar, perhatian terhadap aspek sintaksis dalam penyusunan lirik lagu harus terus ditingkatkan secara intensif. Lirik lagu modern yang beredar saat ini dimungkinkan memiliki masalah yang menyangkut aspek sintaksis bahasa Indonesia. Beberapa masalah aspek sintaksi dalam lirik lagu modern dapat terjadi pada ranah seperti: 1.  Pelesapan fungsi kalimat, tidak adanya salah satu fungsi kalimat yang semestinya ada dalam baris lirik lagu yang berbentuk sebagai struktur bangun kalimat. Pelesapan fungsi kalimat dapat berupa fungsi subjek (S), predikat (P), atau objek (O). 2.  Pengabaian konjungsi, pengabaian pemakaian kata penghubung antarkalimat. Banyak lirik lagu dalam baris-baris yang ada menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan sebab akibat, lirik baris lagu yang kemudian menjadi akibat dari lirik baris lagu sebelumnya. 3.  Dominasi frase atau klausa, penggunaan kalimat yang masih dalam berbentuk frase atau klausa sehingga kalimat tersebut belum lengkap sebagai satuan sintaksis yang memiliki makna. 4.  Ambiguitas, bentuk penggunaaan satuan sintaksis berupa kalimat yang memiliki makna yang ambigu atau bermakna ganda sehingga dapat menimbulkan makna yang berbeda dari makna yang sebenarnya. Ambiguitas merupakan gejala bahasa yang dapat menimbulkan perbedaan makna terhadap konteks kalimat yang sama akibat pemakaian kata yang rancu. Sebagai contoh: bentuk pengabaian aspek konjungsi atau penghubung dalam lirik lagu terdapat pada lirik berikut ini: kau tersenyum padaku ......... bergetar rasa hatiku, sebulan kini telah berlalu ...... kau telah menjadi milikku, bahagia rasa hatiku ....... bercinta denganmu. Lirik lagu dalam baris-baris lagu yang menggunakan kalimat-kalimat yang saling berhubungan sebab akibat namun tidak diikuti dengan penulisan kata penghubung kalimat secara eksplisit. Jika ditinjau dari aspek sintaksis, semestinya lirik lagu tersebut pun harus mencantumkan kata penghubung. Lirik lagu modern yang beredar luas saat ini perlu mendapat perhatian dari aspek sintaksis. Kajian bahasa yang terkait dengan kehadiran lirik lagu yang semakin marak harus terus dilakukan agar pemakai bahasa akan memperoleh keseimbangan informasi dan pemahaman yang terkait dengan aspek kebahasaan dari lirik lagu modern yang ada. Berbagai potensi kesalahan yang ditimbulkan dalam lirik lagu modern dapat dikurangi sehingga dunia musik harus tetap menjunjung tinggi kaidah kebahasaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dalam pengamatan penulis, maka aspek sintaksis dalam teks lirik lagu grup musik modern dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1)     Lirik lagu dalam grup musik modern masik memiliki ketidakcermatan dari aspek sintaksisi atau tata kalimat dalam bahasa Indonesia sehingga dapat merancukan pemaknaan dalam diri pemakai bahasa atau pencinta musik. Dunia musik perlu lebih memperhatikan aspek sintaksis dalam penyusunan lirik-lirik lagu yang akan diproduksi sebagai karya musik yang disebarluaskan kepada masyarakat. 2)     Dari aspek sintaksis, lirik lagu grup musik modern memiliki ketidakcermatan pada tingkat pemakaian kalimat yang salah seperti: adanya pelesapan fungsi kalimat, bersifat ambigu, lebih didominasi bentuk frase, adanya pengabaian hubungan sintagmatik, dan pengabaian konjungsi. Struktur sintaksis dalam lirik lagu tergolong lemah. (Syarifudin Yunus, M.Pd., Pemerhati Bahasa Indonesia)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI