Mohon tunggu...
Syanika _
Syanika _ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiwa

Seorang mahasiswa jurusan psikologi yang tertarik dalam permasalahan gangguan mental dan bercita-cita menjadi seorang psikolog.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Guilt Tripping, Bentuk Manipulasi dalam Toxic Relationships

29 Mei 2023   15:27 Diperbarui: 1 Juni 2023   10:30 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan sedang beradu mulut, Toxic Relationships. (Sumber: our-team/ Freepik via kompas.com)

Atau, mungkin “Jadi selama ini hal yang aku lakukan untukmu itu tidak artinya?” mungkin ucapan tersebut tidak asing dan itu termasuk ke dalam guilt tripping.

pinterest.com/spiritualityhealth.com
pinterest.com/spiritualityhealth.com

Dampak yang dihasilkan oleh guilt trip ini juga dapat berupa gangguan kesehatan mental korban. 

Menurut penelitian yang diterbitkan oleh ScienceDirect, munculnya rasa bersalah yang berlebih dapat menimbulkan potensi adanya kesehatan mental atau semakin memperburuk. 

Salah satu beberapa gangguan kesehatan mental yang dapat muncul seperti kecemasan, obsessive compulsive disorder (OCD), atau bahkan depresi.

Secara tidak langsung perasaan bersalah ini dapat menimbulkan tekanan terhadap korban yang menyebabkan korba mengalami gangguan emosi hingga muncul perasaan sedih, menyesal, dan khawatir yang mendalam. 


Hal ini juga dapat berdampak pada kesehatan tubuh yang mengakibatkan korban kurang tidur atau insomnia.

Dalam sebuah hubungan ada baiknya kita perlu terbuka dan memberikan kepercayaan terhadap pasangan. Dengan begini kita tidak perlu membuat orang tersebut merasa bersalah. 

Perluanya rasa percaya diri dalam sebuah hubungan menjauhkan perilaku guilt trip ini sehingga terhindar dari toxic relationships.

Saling support satu sama lain dalam menjalani hari dan saling memberikan perhatian satu sama lain membantu kita dalam melakukan perilaku guilt trip. 

Tak hanya itu, membuat korban merasa bersalah tetapi juga ketika kita melakukan silent treatment dan bersikap acuh kepada pasangan hal itu termasuk dalam perilaku guilt trip. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun