Mohon tunggu...
Syamsul Bahri
Syamsul Bahri Mohon Tunggu... Administrasi - coretan seadanya berawal dari minum kopi.

Menulis untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Piala Eropa Sesuai Jadwal, Jika Penanganan Covid-19 Seperti China

13 Maret 2020   20:35 Diperbarui: 14 Maret 2020   07:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Staf medis di Wuhan merayakan setelah semua pasien dipulangkan (theworldnews.net)

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Virus ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019 setelah beberapa orang mengalami pneumonia tanpa sebab yang jelas dan prosedur perawatan dan vaksin yang diberikan ternyata tidak efektif (Wikipedia).

Ketika beberapa negara yang terjangkit sedang dalam puncak penyebarannya seperti yang terjadi di Korea Selatan dan Italia, Presiden China, Xi Jinping, justru telah memastikan kemenangan penduduk negaranya atas "peperangan" melawan virus corona atau COVID-19 tersebut. Kemenangan itupun dirayakan oleh seluruh masyarakat di negeri tirai bambu tersebut.

Butuh waktu selama 101 hari untuk memenangkan peperangan tersebut. Hal ini jika dihitung sejak pertama kali dideteksi dan setelah semua pasien dipulangkan di rumah sakit sementara yang didirikan untuk mengobati orang dengan gejala coronavirus di Wuhan di provinsi Hubei tengah, China.

Wuhan, pusat wabah Covid-19 (coronavirus), telah menutup semua 16 rumah sakit umum yang berubah menjadi fasilitas umum pada hari Selasa, 10 Maret 2020, karena jumlah pasien Covid-19 terus menurun di kota. 

Jika jangka waktu yang dibutuhkan China memenangkan "peperangan" melawan virus ini dianggap sebagai waktu standar terlama bagi negara lainnya, maka kemenangan negara-negara yang terjangkit akan didapatkan secara bertahap. Kecuali Vietnam yang telah terlebih dahulu berhasil memenangkan peperangan dengan cara mereka yang sangat luar biasa. 

Dilansir pada laman kompas.com, epidemiologis virus corona sudah beredar di Italia pada akhir Januari namun belum terdeteksi. Hal ini disampaikan oleh Massimo Galli, profesor penyakit menular Universitas Milan dan kepala departemen penyakit menular Rumah Sakit Sacco ketika memberikan pendapatnya tentang merebaknya Covid-19 di Italia yang tertinggi di Eropa.

Sementara Paolo Bonanni, Profesor Ilmu Kebersihan di Universitas Florence menyebut, kedatangan infeksi tidak diawasi ketat.Awalnya Italia hanya mengaktifkan pengecekan dari mereka yang datang dari China.

Sejak pertengahan Januari Bonanni mengatakan telah melihat di daerah Lodi, kota di regione Lombardia kasus pneumonia yang kemungkinan disebabkan virus baru.

Sementara di Indonesia sendiri genderang peperangan itu di mulai ketika Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyampaikan konferensi pers terkait virus corona di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.

Kenapa mengambil contoh Italia, bukan Korea Selatan atau Jepang?

Hal ini ada kaitannya dengan pelaksanaan piala Eropa yang akan di mulai pada tanggal 12 Juni hingga 12 Juli 2020 di 12 kota pada 12 negara di Eropa. Italia yang sudah lockdown seluruh kota adalah salah satu tuan rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun