Mohon tunggu...
Syamsul Alam
Syamsul Alam Mohon Tunggu... -

Aku Masih di Sini, Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menepis Tanggapan Negatif Terhadap Masyarakat Adat Kajang

25 September 2025   21:21 Diperbarui: 25 September 2025   21:21 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat adat kajang, yang hidup dalam kesederhanaan dan keharmonisan dengan alam, kerap kali dihadapkan pada anggapan yang terkesan merendahkan dari masyarakat modern yang menganggap mereka sebagai masyarakat "terbelakang", dan "primitif". karena pola hidup mereka berbeda dengan masyarakat modern.

Anggapan primitif ini kerap kali muncul karena mereka menilai berdasarkan pengetahuan modern yang mengesampingkan nilai-nilai budaya dan sistem pengetahuan lokal masyarakat adat. Bagi saya, ini bukan hanya sekadar persepsi, tetapi juga stereotip yang telah mengakar kuat di masyarakat khususnya masyarakat modern.

Tahun lalu, ketika saya memasuki area kawasan adat kajang. Kehadiran saya di sambut hangat dengan orang-orang yang memiliki peran penting seperti pak Ismail (Bumdes), Galla Puto (Juru Bicara), Pak Yusuf (Pemandu Wisata Budaya), dan masyarakat adat kajang lainnya.

Mereka meluangkan waktunya untuk berbagi cerita tentang nilai-nilai dan filosofi hidup yang menjadi landasan kehidupan masyarakat adat kajang sehingga memilih untuk mempertahankan identitasnya sampai hari ini.

Kehidupan masyarakat adat kajang tidak lepas dari pola hidup sederhana (kamase-masea), hidup dalam kesederhanaan bukan berarti hidup dalam kemiskinan. Masyarakat adat kajang memilih untuk hidup sederhana dengan alasan kehidupan yang tidak begitu kompleks, selain itu harta juga bukanlah jaminan agar mereka hidup bahagia. Itu sebab, masyarakat adat kajang menolak segala sesuatu yang berakaitan dengan modernitas.

Pola kehidupan tersebut telah tertuang dalam ajaran Pasang; Accarita'a na Kukamase-mase, Accidonga na Kukamase-mase, A'lingka'a na Kukamase-mase, Care-care na Rie, Bola Situju-tuju (Wawancara, 2023). 

Artinya; saya berbicara dalam kesederhanaan, saya duduk dalam keadaan sederhana, saya berjalan kaki dalam keadaan sederhana, pakaian seadannya, begitupun dengan rumah yang seadanya.

Masyarakat adat kajang, yang dianggap sebagai "terbelakang" dan "primitif" oleh masyarakat modern, sebenarnya memilih hidup sederhana bukan karena ketidakmampuan mereka menghadapi perubahan atau hidup layaknya seperti masyarakat modern, melainkan hasil dari pilihan sadar dan kebijaksanaan yang tertanam dalam nilai-nilai budaya mereka. Kehidupan sederhana yang mereka pilih adalah bentuk manifestasi dari pemahaman mendalam akan keseimbangan antara manusia dan alam, serta keberlanjutan yang melekat dalam kehidupan tradisional mereka.

Dalam pilihan hidup sederhana ini, masyarakat adat menunjukkan preferensi mereka untuk hidup sejalan dengan siklus alam, memanfaatkan sumber daya dengan bijak, dan menjaga ekosistem agar tetap seimbang. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga upaya untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, yang sering kali menjadi akibat dari pola hidup modern yang berlebihan.

Selanjutnya, pilihan hidup sederhana juga tercermin dalam hubungan erat mereka dengan alam. Masyarakat adat sering kali memilih untuk menjalani kehidupan yang tidak terkotak-kotak oleh konsumerisme dan materialisme. Mereka memprioritaskan nilai-nilai keluarga, solidaritas, dan kehidupan bermakna. Dalam hal ini, mereka tidak menganggap kehidupan sederhana sebagai keterbelakangan, melainkan sebagai jalan menuju kebahagiaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip budaya dan spiritual mereka.

Lebih dari itu, pilihan hidup sederhana masyarakat adat juga mencerminkan upaya mereka untuk melestarikan tradisi dan identitas budaya. Dengan mempertahankan cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi, mereka menjaga kekayaan warisan budaya mereka yang tidak dapat diukur dengan materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun