Masyarakat adat kajang, yang hidup dalam kesederhanaan dan keharmonisan dengan alam, kerap kali dihadapkan pada anggapan yang terkesan merendahkan dari masyarakat modern yang menganggap mereka sebagai masyarakat "terbelakang", dan "primitif". karena pola hidup mereka berbeda dengan masyarakat modern.
Anggapan primitif ini kerap kali muncul karena mereka menilai berdasarkan pengetahuan modern yang mengesampingkan nilai-nilai budaya dan sistem pengetahuan lokal masyarakat adat. Bagi saya, ini bukan hanya sekadar persepsi, tetapi juga stereotip yang telah mengakar kuat di masyarakat khususnya masyarakat modern.
Tahun lalu, ketika saya memasuki area kawasan adat kajang. Kehadiran saya di sambut hangat dengan orang-orang yang memiliki peran penting seperti pak Ismail (Bumdes), Galla Puto (Juru Bicara), Pak Yusuf (Pemandu Wisata Budaya), dan masyarakat adat kajang lainnya.
Mereka meluangkan waktunya untuk berbagi cerita tentang nilai-nilai dan filosofi hidup yang menjadi landasan kehidupan masyarakat adat kajang sehingga memilih untuk mempertahankan identitasnya sampai hari ini.
Kehidupan masyarakat adat kajang tidak lepas dari pola hidup sederhana (kamase-masea), hidup dalam kesederhanaan bukan berarti hidup dalam kemiskinan. Masyarakat adat kajang memilih untuk hidup sederhana dengan alasan kehidupan yang tidak begitu kompleks, selain itu harta juga bukanlah jaminan agar mereka hidup bahagia. Itu sebab, masyarakat adat kajang menolak segala sesuatu yang berakaitan dengan modernitas.
Pola kehidupan tersebut telah tertuang dalam ajaran Pasang; Accarita'a na Kukamase-mase, Accidonga na Kukamase-mase, A'lingka'a na Kukamase-mase, Care-care na Rie, Bola Situju-tuju (Wawancara, 2023).Â
Artinya; saya berbicara dalam kesederhanaan, saya duduk dalam keadaan sederhana, saya berjalan kaki dalam keadaan sederhana, pakaian seadannya, begitupun dengan rumah yang seadanya.
Masyarakat adat kajang, yang dianggap sebagai "terbelakang" dan "primitif" oleh masyarakat modern, sebenarnya memilih hidup sederhana bukan karena ketidakmampuan mereka menghadapi perubahan atau hidup layaknya seperti masyarakat modern, melainkan hasil dari pilihan sadar dan kebijaksanaan yang tertanam dalam nilai-nilai budaya mereka. Kehidupan sederhana yang mereka pilih adalah bentuk manifestasi dari pemahaman mendalam akan keseimbangan antara manusia dan alam, serta keberlanjutan yang melekat dalam kehidupan tradisional mereka.
Dalam pilihan hidup sederhana ini, masyarakat adat menunjukkan preferensi mereka untuk hidup sejalan dengan siklus alam, memanfaatkan sumber daya dengan bijak, dan menjaga ekosistem agar tetap seimbang. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga upaya untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, yang sering kali menjadi akibat dari pola hidup modern yang berlebihan.
Selanjutnya, pilihan hidup sederhana juga tercermin dalam hubungan erat mereka dengan alam. Masyarakat adat sering kali memilih untuk menjalani kehidupan yang tidak terkotak-kotak oleh konsumerisme dan materialisme. Mereka memprioritaskan nilai-nilai keluarga, solidaritas, dan kehidupan bermakna. Dalam hal ini, mereka tidak menganggap kehidupan sederhana sebagai keterbelakangan, melainkan sebagai jalan menuju kebahagiaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip budaya dan spiritual mereka.
Lebih dari itu, pilihan hidup sederhana masyarakat adat juga mencerminkan upaya mereka untuk melestarikan tradisi dan identitas budaya. Dengan mempertahankan cara hidup yang diwariskan dari generasi ke generasi, mereka menjaga kekayaan warisan budaya mereka yang tidak dapat diukur dengan materi.
Lantas, bagaimana mereka bertahan dengan pola hidup sederhana di tengah arus perubahan?
 Melalui adaptasi yang bijak dan keberlanjutan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pertama-tama, mereka memanfaatkan pengetahuan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan, cuaca, dan sumber daya alam. Ini mencakup pemahaman mendalam tentang pola musim, perilaku hewan, dan pola-pola alam yang memungkinkan mereka tetap selaras dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, kehidupan sederhana masyarakat adat sering kali menciptakan kemandirian ekonomi yang memungkinkan mereka bertahan di tengah arus perubahan. Pertanian tradisional, kerajinan tangan, dan praktik berkelompok memungkinkan mereka memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa bergantung pada sistem ekonomi yang seringkali tidak memihak kepada mereka. Pola hidup sederhana ini juga melibatkan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, dengan prinsip-prinsip seperti pemeliharaan tanah dan hutan agar tetap subur dan lestari.
Selanjutnya, nilai-nilai sosial dan solidaritas dalam komunitas masyarakat adat berperan penting dalam mempertahankan pola hidup sederhana mereka. Dalam kehidupan yang didasarkan saling membantu dan kebersamaan, mereka dapat mengatasi tekanan dan tantangan yang mungkin muncul. Pemahaman bahwa keberlanjutan hidup mereka terkait erat dengan keseimbangan dalam komunitas menciptakan fondasi yang kuat untuk bertahan di tengah arus perubahan.
Dengan begitu, meskipun dihadapkan pada modernisasi dan tekanan eksternal, masyarakat adat terus menjaga prinsip-prinsip kearifan lokal mereka, memadukan elemen-elemen tradisional dengan aspek-aspek yang dapat memberikan manfaat dalam menghadapi perubahan zaman. Dengan demikian, mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka sambil tetap berkontribusi pada keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan yang mereka cintai dan jaga.
Dengan mempertahankan pola hidup sederhana di tengah arus perubahan, masyarakat adat bukan hanya sekadar penjaga warisan budaya, tetapi juga pionir kearifan yang memandu keberlanjutan. Keberanian mereka dalam mempertahankan nilai-nilai tradisional, adaptasi cerdas terhadap perubahan lingkungan, dan solidaritas dalam komunitas, membuktikan bahwa kehidupan sederhana bukanlah tanda keterbelakangan, melainkan pilihan bijak yang memelihara keseimbangan antara manusia dan alam. Dalam menatap masa depan, masyarakat adat memberikan inspirasi tentang bagaimana kita semua dapat belajar untuk hidup sejalan dengan nilai-nilai yang lebih mendalam, sambil tetap menjaga kelestarian bumi yang kita warisi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI