Mohon tunggu...
Sukarja
Sukarja Mohon Tunggu... Desainer - Pemulung Kata

Pemulung kata-kata. Pernah bekerja di Kelompok Kompas Gramedia (1 Nov 2000 - 31 Okt 2014)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tak Punya Beban Sejarah, Jokowi Berani Habisi Korupsi, bahkan ke Swiss dan Singapura!

16 Desember 2018   16:02 Diperbarui: 16 Desember 2018   16:42 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo sedang Berdoa/ MataPolitik.com

Langkah nyata Jokowi itu, salah satunya diwujudkan dalam bentuk negosiasi dengan negara Swiss, mengingat di negara itulah uang hasil korupsi diduga banyak disimpan. Bahkan, negosiasi ini sudah masuk ke tahap akhir untuk menandatangani mutual legal assistance (MLA), dimana MLA ini merupakan legal platform untuk mengejar uang hasil korupsi dan money laundering yang disembunyikan di luar negeri.

Kenyataannya, harta hasil tindak kejahatan tersebut tidak hanya diparkir di Swiss. Singapura juga merupakan salah satu negara yang dibidik oleh Jokowi. Sebab, di Negara Singa itu, banyak juga warga negara Indonesia (WNI) yang diduga menyembunyikan harta curiannya. Bahkan, pada 2014 silam, Budi Gunadi Sadikin yang ketika itu sebagai Direktur Utama Bank Mandiri, memperkirakan total dana WNI yang tersimpan di perbankan Singapura, jumlahnya lebih dari Rp 3.000 triliun.

Jika semua harta milik negara yang dicuri dan diparkir di luar negeri bisa dikembalikan ke Tanah Air, bukan hal yang sulit bagi Indonesia untuk bergerak lebih sejahtera lagi. Dan, semua itu butuh komitmen.

Jokowi hanyalah orang biasa, dengan segala keterbatasannya. Dia hanya mencoba memperbaiki negeri ini. Kedudukan yang diraihnya bukan dengan nafsu untuk terus berkuasa, sehingga dirinya pun  tak merasa alergi dengan kritik yang disampaikan, jika itu benar-benar kritik yang membangun.

Yang membedakan Jokowi dengan lawannya adalah itikad baik, kegigihan, optimisme, dan semangatnya untuk terus bekerja untuk rakyatnya.  
Bisa saja orang tidak akan mempercayai apa yang dilakukan Jokowi, jika orang-orang di sekitar Jokowi, seperti anak-anaknya dan keluarganya, tampak menikmati segala fasilitas dan kemudahan dalam berbisnis, seperti yang pernah dialami penguasa di masa Orde Baru.

Kesederhanaan Jokowi dan etos kerjanya tak bisa disebut sebagai pencitraan. Apa yang ditunjukkannya saat ini, sudah dilakukannya sebelum dirinya menjadi Walikota Solo.

Jokowi bukanlah berasal dari keluarga berada. Kehidupannya di masa kecil yang keras dan serba berkekurangan, telah menempah dirinya hingga menjadi seorang pengusaha yang cukup berhasil, dan ketika sudah mapan secara ekonomi, barulah dirinya terjun ke politik. Melalui jalur politik inilah, dirinya lebih banyak berbuat yang terbaik untuk rakyat, yang begitu sangat terbatas dilakukan ketika masih menjadi pengusaha.

Bagi dirinya, dukungan rakyat begitu penting. Bagaimana pun negeri ini akan menjadi baik, jika yang berkuasa adalah orang-orang baik, yang tidak memiliki beban sejarah di masa lalu. Namun, yang terpenting, Ia telah melakukan langkah-langkah untuk negeri ini, dan bukan hanya sekadar kata-kata.

Terima kasih dan Merdeka!

sumber:

KOMPAS.com (04/12/2018): "Jokowi Janji Kejar Koruptor yang Sembunyikan Uang di Luar Negeri"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun