Mohon tunggu...
Syaiful  W HARAHAP
Syaiful W HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger

Pemerthati berita HIV/AIDS sbg media watch

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penutupan Warung Remang-remang di Ponorogo Tidak Menyelesaikan Masalah Penyebaran HIV/AIDS

7 Mei 2025   06:26 Diperbarui: 7 Mei 2025   06:26 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: zeenews.india.com)

"Ponorogo digegerkan dengan kabar mencengangkan yang menyita perhatian publik. Sebanyak 13 pekerja di sejumlah warung remang-remang di kawasan Jalan Siman--Jetis, Desa Demangan, Kecamatan Siman, dinyatakan positif HIV." Ini ada dalam artikel "Geger 13 Pekerja Warung Remang-remang Positif HIV di Ponorogo" (Kompasiana, 6 Mei 2025).

Informasi ini akan lebih mencengangkan jika ditulis dengan pijakan fakta medis terkait dengan epidemi HIV/AIDS, yaitu:

Pertama, karena tidak ada tes HIV terhadap pekerja warung remang-remang sebelum mereka bekerja, maka bisa dikatakan mereka (disebut 13) tertular HIV/AIDS dari laki-laki pengidap HIV/AIDS yang bisa saja warga setempat,

Kedua, dalam kehidupan sehari-hari laki-laki pengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS kepada 13 pekerja warung remang-remang itu bisa sebagai seorang suami. Maka, ada risiko penularan HIV/AIDS secara horizontal kepada istrinya. Jika istrinya tertular HIV/AIDS, maka ada pula risiko penularan HIV/AIDS vertikal dari-ibu-ke-bayi yang dikandungnya kelak.

Tidak sedikit laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu, maka jika ada di antara laki-laki yang menulakan HIV/AIDS kepada pekerja remang-remang mempunyai istri lebih dari satu itu artinya kian banyak perempuan dan bayi yang akan lahir dengan HIV/AIDS.

Selain itu bisa saja para suami itu punya pacar, selingkuhan atau pelanggan pekerja seks komersial (PSK) sehingga mereka menularkannya kepada pacar, selingkuhan atau PSK.

Ketiga, jika laki-laki pengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS kepada 13 pekerja warung remang-remang itu tidak mempunyak istri, maka mereka bisa saja punya pacar atau jadi pelanggan PSK atau pekerja warung remang-remang sehingga mereka menularkan HIV/AIDS kepada pacar, PSK atau pekerja warung remang-remang.

Keempat, ketika 13 pekerja warung remang-remang itu disebut HIV-positif berdasarkan hasil tes HIV, maka minimal mereka sudah tertular tiga bulan sebelum tes HIV. Nah, beberapa studi menunjukkan seorang PSK, dalam hal ini pekerja warung remang-remang, meladeni 1-3 laki-laki setiap malam.

Maka, ketika mereka jalani tes HIV sudah ada 2.340 -- 3.900 laki-laki, bisa warga setempat atau pendatang, yang berisiko tertular HIV/AIDS yaitu: 13 pekerja warung remang-remang yang HIV-positif x 3-5 laki-laki per malam x 20 hari per bulan x 3 bulan.

Kelima, bisa saja 2.340 -- 3.900 laki-laki yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pekerja warung remang-remang tersebut mempunyai istri, pacar, selingkuhan atau pelanggan PSK sehingga banyak perempuan yang berisiko tertular HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun