Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersihkan Publik dari Keluhan Kita

30 Maret 2024   22:41 Diperbarui: 30 Maret 2024   22:46 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.pexels.com

Pertama, labeling terhadap diri sendiri. Ketika kita memosting keluhan tentang ketidakmampuan menjalani ujian hidup maka secara tidak langsung kita melabel diri sendiri sebagai manusia lemah. Kita seolah-olah mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita lemah dan tak berdaya. Ujian yang kita hadapi di luar batas kemampuan kita.

Alhasil kita bukan menerima kedamaian dalam jiwa, justru menambah keresahan. Diam-diam dalam hati muncul keinginan untuk divalidasi keluhan kita. Kita ingin orang lain mengatakan hal yang sama bahwa ujian kita memang terlalu besar dan di luar kemampuan kita.

Akibatnya, otak semakin buntu dan stres pun datang. Kita tidak mampu melihat kemudahan di balik kesulitan. Kita tidak mampu mengambil hikmah di balik ujian yang datang. Kita tak mampu melihat cahaya lilin di ujung jalan karena mata kita tak mau menatap ke depan. Kita hanya menunduk dan bersedih hati sembari mencari kambing hitam.

Kedua, hanya menjadi bahan gibah. Orang yang membaca keluhan kita di media sosial umumnya tidak iba. Kalaupun mereka bertanya, mereka hanya ingin tahu lebih detail tentang masalah yang kita hadapi. 

Selanjutnya mereka bukan memberi solusi. Sebaliknya, keluhan kita hanya akan dijadikan bahan gibah yang segar. Bahkan keluhan kita hanya dianggap lebay dan tak layak diperhitungkan.

Ketiga, menimbulkan kesalahpahaman. Tak jarang keluhan kita di media sosial dapat dipahami salah oleh orang lain. Akibatnya, bukannya keluhan kita mendapatkan solusi, justru menambah pembenci. 

Oleh karena itu, mari kita bersihkan media sosial dari keluhan-keluhan tak berguna. Daripada mengeluh kepada media sosial, lebih baik mengeluh kepada Tuhan semesta alam. Bukankah ujian kita datang dari Dia dan hanya Dia yang berkuasa mengangkatnya?

Terus mendekat kepada Tuhan tidak hanya akan memberikan kedamaian. Lebih dari itu, kita akan dipertemukan dengan keajaiban-keajaiban tak terduga. Kita akan dituntun ke jalan yang lebih menyelamatkan.

Surabaya, 30 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun