Mohon tunggu...
Syaiful Rahman
Syaiful Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Saya suka membaca dan menulis. Namun, lebih suka rebahan sambil gabut dengan handphone.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jangan Sampai Tuhan Marah!

19 Maret 2024   17:30 Diperbarui: 19 Maret 2024   17:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: www.pexels.com

Kemarahan seseorang yang kita cintai kepada kita adalah sesuatu yang amat kita hindari. Kita pasti tak ingin orang yang kita cintai marah. Sebaliknya, kita ingin dia selalu tersenyum bahagia dan rida kepada kita.

Apabila orang yang kita cintai marah kepada kita, tentu kita akan merasa resah dan gelisah. Kita merasa bersalah dan serba salah. Bisa jadi, akibat peristiwa itu, psikologi kita terganggu yang dapat berdampak negatif terhadap kegiatan-kegiatan kita.

Lalu bagaimana jika yang marah itu bukan manusia, melainkan Tuhan? Kemarahan yang terjadi sesama makhluk saja dapat menimbulkan banyak keburukan, apalagi bila yang memarahi kita adalah Penguasa alam semesta. 

Tuhan memang Maha Pengasih dan Penyayang. Dia tidak seperti manusia yang mudah tersulut kemarahannya. Dia memiliki sifat yang sempurna. Dia Maha Pemaaf atas kesalahan-kesalahan makhluk-Nya.

Akan tetapi, Dia juga mampu menimpakan azab yang pedih kepada makhluk-Nya yang tidak taat kepada-Nya. Jauh lebih pedih daripada akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kemarahan manusia. 

Oleh karena itu, kita perlu senantiasa berusaha untuk tidak membuat-Nya marah. Kita perlu mengenal dan mengetahui hal-hal yang dapat membuat Dia marah, lalu kita berusaha menghindarinya. Secara umum, kita perlu mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Untuk mengamalkan itu memang bukan hal mudah. Berbagai godaan yang mengelilingi kita acap kali membuat kita terpeleset dan jatuh ke jurang larangan Tuhan. Godaan hawa nafsu kita lebih sulit untuk dikendalikan daripada godaan-godaan yang datang dari luar diri kita.

Hawa nafsu begitu halus dalam memengaruhi diri kita. Ketika nafsu baik bekerja dan mendorong kita berbuat kebaikan. Dalam sekejap, nafsu jelek membisiki kita untuk merasa lebih baik dan riya'.

Ketika tangan mulai mengulurkan bantuan kepada orang lain, diam-diam hawa nafsu membisiki hati kita untuk pamer. Ketika ujian datang untuk mengetes kesabaran kita, diam-diam hawa nafsu menyuruh kita untuk marah dan berkata kasar. Ketika harta dan tahta berada dalam genggaman kita, diam-diam hawa nafsu membisiki kita untuk berlaku ujub dan sombong.

Demikian halus cara hawa nafsu memengaruhi kita sehingga terkadang amat sulit untuk dideteksi. Untuk itu, kita perlu ilmu pengetahuan yang kokoh, introspeksi yang berkelanjutan, dan taqarub ilallah yang tiada henti.

Dengan ilmu pengetahuan harapannya kita akan mampu memilih dan memilah antara yang baik dan buruk. Sebelum kita bertindak, kita dapat melakukan pertimbangan terlebih dahulu. Jangan sampai tindakan kita berdampak negatif terhadap diri kita dan orang lain. Jangan sampai tindakan kita termasuk ke dalam tindakan zalim yang dimurkai oleh Tuhan. 

Dengan introspeksi harapannya kita dapat melakukan evaluasi terhadap setiap perilaku kita. Sayyidina Ali karramallahu wajhah pernah berpesan agar kita senantiasa menghisab diri sendiri sebelum dihisab oleh Tuhan alam semesta. Bila ada perilaku yang melanggar aturan Tuhan, segera meminta ampun dan segera iringi dengan kebaikan.

Nabi Muhammad saw pernah bersabda bahwa kejelekan yang segera diiringi kebaikan akan menghapus kejelekan itu. Setidak-tidaknya, kita perlu terus berusaha agar kejelekan kita tidak lebih berat daripada kebaikan kita.

Sebaliknya, bila kita mampu berbuat baik, segera iringi dengan syukur. Sebab sejatinya kebaikan yang kita lakukan tidak mungkin terjadi bila tanpa perkenan dan pertolongan Tuhan. Sebagai manusia, kita begitu lemah untuk melakukan apa pun tanpa perkenan dan pertolongan-Nya.

Sementara taqarrub atau mendekatkan diri kepada Tuhan akan membuat kita lebih tenang, dalam, beruntung, dan diliputi kebaikan. Kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya jauh lebih menenangkan dan mendamaikan daripada kedekatan dua orang yang saling mencintai. Sebab Tuhan adalah puncak dari segala cinta dan harap seorang hamba.

Bila kita sudah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya maka dapatlah kita bertawakal kepada-Nya. Tuhan pasti tak akan aniaya terhadap hamba-Nya dan pasti akan memberikan imbalan yang adil. Sebagaimana telah difirmankan dalam QS An-Nisa' ayat 40.

Sejatinya kita hanya pemeran yang harus tampil dengan baik. Kita harus benar-benar mengerti tujuan keberadaan kita di dunia ini dan bagaimana harus menjalankan peran kita dengan optimal. Jangan sampai kita melanggar garis cerita yang telah dibuat oleh Sang Produser, yaitu Tuhan. 

Sebagaimana dikatakan dalam QS Al-Baqarah bahwa kita diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Jadi, semua tindak tanduk kita harus mengarah dan diorientasikan kepada ibadah. Ketika kita mencari nafkah maka niatkan mencari nafkah untuk beribadah. Jangan sampai terbalik, yaitu beribadah untuk mendapatkan nafkah. 

Demikian pula bila kita mendapatkan kekuasaan maka upayakan kekuasaan itu kita jalankan dalam rangka ibadah kepada Tuhan. Jangan sampai terbalik, yaitu beribadah untuk mendapatkan kekuasaan. 

Kita berdoa semoga kita senantiasa berada dalam jalan yang diridai Tuhan, bukan jalan yang sesat dan dimurkai oleh Tuhan. Semoga kita mampu menjadi hamba yang senantiasa menjalankan perintah-Nya dan mampu menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk ke dalam golongan hamba yang dicintai-Nya, bukan hamba yang dimurkai-Nya. Aamiin.

RGS, 18 Maret 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun