Sendangsari, 2025 --- Mahasiswa yang tergabung dalam Program Merdeka Mengajar (PMM) GIAT 12 Desa Sendangsari berhasil menyusun sebuah modul ajar inovatif untuk mata pelajaran Matematika di SD Negeri 1 Sendangsari. Modul ini berfokus pada topik Pecahan dan Bilangan Desimal dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang dikemas secara menarik dan kontekstual.
Penyusunan modul ini merupakan bentuk kontribusi mahasiswa PMM dalam mendukung penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah dasar. Modul ajar tersebut dirancang agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menyenangkan, dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Dalam modul yang mereka buat, peserta didik diajak memahami konsep pecahan dan desimal melalui kegiatan yang melibatkan cerita kontekstual budaya lokal, seperti contoh kain tenun Troso dari Jepara dan pembuatan kue tradisional serabi. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar matematika, tetapi juga mengenal nilai-nilai budaya Indonesia.
Ketua tim PMM GIAT 12, Danang Mustiko Adji, menjelaskan bahwa modul ajar ini juga mengintegrasikan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, seperti gotong royong, bernalar kritis, mandiri, dan kreatif. "Kami ingin pembelajaran di kelas tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga menumbuhkan karakter dan semangat belajar anak-anak," ujarnya.
Kepala SD Negeri 1 Sendangsari menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, modul yang dibuat mahasiswa PMM GIAT 12 sangat membantu guru dalam mengembangkan perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa di lapangan.
Modul ajar "Bilangan Desimal" karya tim PMM GIAT 12 ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi antara mahasiswa dan sekolah mampu menghasilkan inovasi pendidikan yang berkelanjutan dan berdampak langsung bagi dunia belajar anak-anak di desa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI