Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money

Motivasi Finansial Paling Waras di Dunia (17).

16 Oktober 2025   03:00 Diperbarui: 16 Oktober 2025   03:00 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pernah nggak, kamu membuka aplikasi mobile banking seperti sedang buka amplop hasil ujian? Deg-degan, tangan dingin, dan entah kenapa berharap saldo tiba-tiba menambah diri karena "mungkin sistemnya salah hitung." Ya, selamat. Kamu resmi menjadi pelanggan setia produk paling laris di abad ini: financial anxiety --- kecemasan finansial. Bedanya dengan tas L**is V***t***n, yang ini tidak bisa kamu kembalikan kalau ternyata ukurannya kebesaran.

Lucunya, kegelisahan soal uang sekarang sudah naik kelas: dari sekadar beban pikiran menjadi simbol peradaban. Orang sekarang malu kalau tidak punya masalah finansial. Kalau kamu bilang, "Saya tenang kok, uang cukup," mereka langsung curiga --- mungkin kamu punya tambang di Mars, atau sudah bergabung sekte rahasia yang hidup dari sinar matahari.

Setiap tanggal gajian, jutaan orang di seluruh negeri ikut acara "Reality Show Nasional: Gaji Masuk, Otomatis Keluar." Drama klasik ini tayang di semua rumah tangga, dengan plot twist berbeda: yang satu diserang cicilan, yang lain diserbu FOMO investasi. Ada juga versi premium: financial influencer yang menjual tips "bebas finansial" sambil memamerkan saldo mereka (dan menambah kecemasan Anda).

Tapi jangan salahkan mereka sepenuhnya. Sistem kita memang dirancang seperti taman hiburan bagi kecemasan. Kapitalisme, itu lho, makhluk jenius yang bisa menjual apapun --- termasuk rasa takut. Dia menjualmu bantal tidur lembut, setelah semalaman membuatmu gelisah soal cicilan. Ia menjualmu seminar "cara cepat kaya", padahal yang kaya cuma pembicaranya.

Saya dulu kira financial anxiety itu tanda kamu gagal. Setelah 20 tahun mengajar ekonomi dan belum mau pensiun, baru saya sadar: itu justru tanda sistemnya berhasil. Bayangkan, mereka membuatmu merasa bersalah hanya karena ingin istirahat.

Tapi mari kita tidak terus menerus jadi pelanggan setia kecemasan ini. Ada solusi sederhana, yang tak dijual di e-commerce mana pun: hidup secukupnya, bukan semaunya orang lain. Mulailah dari hal kecil --- misalnya, berhenti menonton video motivasi "cara jadi miliarder di usia 25", apalagi kalau kamu sudah lewat 50. Itu bukan motivasi, itu provokasi.

Saya punya sahabat senior lama, Pak Yusuf. Dulu, direktur bank; sekarang, jual jamu di pinggir taman. Dulu bajunya jas; sekarang, batiknya lusuh tapi wangi serai. Katanya, "Pak Dosen, dulu saya punya uang tapi nggak punya tidur. Sekarang, saya punya tidur walau uangnya nggak banyak."
Saya cuma senyum. Karena, jujur saja, orang seperti itu kini langka --- hampir setara dengan saham perusahaan yang benar-benar jujur.

Kamu tahu apa yang paling lucu? Banyak orang rela kehilangan ketenangan demi mengejar kebebasan finansial, padahal kebebasan sejati itu justru saat kamu tidak lagi takut kehilangan uang.

Jadi, kalau malam nanti kamu menatap saldo rekening dan mulai cemas, tarik napas panjang. Ingat: kamu sedang menikmati produk mewah yang diciptakan dunia modern. Tapi kamu bisa memilih tidak membelinya lagi.

Karena ketenangan, sayangku, tidak dijual --- ia tumbuh saat kamu berhenti menghitung.

Salam pejuang saldo positif!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun