Maka, izinkan saya memberi resep sederhana --- versi akademisi juga praktisi tapi bisa diterapkan di dapur siapa pun:
- Hidup di bawah kemampuan, tapi di atas kesadaran. Kalau penghasilan naik, jangan buru-buru menaikkan gaya hidup. Naikkan tabungan dan rasa syukur dulu.
- Bangun pendapatan pasif, tapi tetap aktif bersyukur. Pendapatan tanpa kerja bukan berarti tanpa tanggung jawab.
- Ukur kesuksesan dari ketenangan tidur, bukan dari jam tangan. Kalau setiap malam bisa tidur nyenyak tanpa pikiran tagihan, itu sudah freedom level platinum.
- Rawat komunitas. Orang yang punya jaringan sosial sehat jarang bangkrut mental, sekalipun rekening menipis.
Pada akhirnya, financial freedom bukan sekadar grafik naik, tapi kemampuan menikmati kopi tanpa takut saldo turun.
Dan mungkin, di tengah dunia yang makin cepat ini, warung kopi adalah universitas ekonomi paling jujur: tempat kita belajar bahwa cash flow penting, tapi peace flow jauh lebih mahal.
Jadi, kalau suatu pagi Anda merasa hidup terlalu berat, cobalah mampir ke warung kopi. Bukan untuk kabur dari kenyataan, tapi untuk mengingat bahwa kadang kebebasan finansial itu tak butuh seminar---cukup segelas kopi, tawa tulus, dan kesadaran bahwa Anda masih bisa menikmatinya.
Salm pejuang saldo positif!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI