Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Ekosistem Industri Kreatif Berbasis Kearifan Lokal.

13 September 2025   16:13 Diperbarui: 13 September 2025   16:13 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Hingga kini, mayoritas penenun bekerja sendiri atau dalam lingkup keluarga. Tidak ada pusat kreatif terpadu. Pemasaran masih mengandalkan cara-cara lama. Produk songket yang luar biasa itu, jika tidak dibantu terhubung dengan dunia digital dan jaringan ritel, akan tetap jadi koleksi eksklusif yang jarang disentuh pasar luas.

Peran Kearifan Lokal dalam Ekosistem

Membangun ekosistem industri kreatif di daerah seperti Pandai Sikek tak bisa hanya menyalin model dari kota besar. Di sinilah kearifan lokal harus menjadi fondasi, bukan hanya ornamen.

Kita harus bertanya: bagaimana masyarakat lokal memaknai proses produksi? Apa nilai-nilai sosial yang ingin mereka jaga? Misalnya, di Pandai Sikek, menenun adalah bagian dari identitas perempuan. Artinya, jika ingin membangun pusat pelatihan atau studio desain, kita tidak bisa mengabaikan struktur sosial dan nilai adat setempat.

Ekosistem yang baik bukan yang membentuk ulang komunitas, tapi yang tumbuh dari dalam komunitas itu sendiri, dengan memperkuat apa yang sudah ada.

Solusi: Dari Top-down ke Kolaboratif

Program pemerintah sering terlalu terpusat, seragam, dan sesaat. Bantuan datang dalam bentuk pelatihan singkat, peralatan, atau lomba desain, lalu hilang tanpa jejak kesinambungan. Yang diperlukan sebenarnya adalah:

  1. Inisiatif kolaboratif antara pemerintah daerah, kampus, dan komunitas kreatif lokal.
  2. Pendirian creative hub berbasis adat lokal, yang memberi ruang produksi dan pemasaran, namun juga jadi tempat regenerasi pengetahuan tenun.
  3. Penguatan kurikulum vokasi lokal agar keahlian menenun dan manajemen usaha kreatif menjadi bagian dari sistem pendidikan.
  4. Kemitraan dengan marketplace digital dan desainer nasional untuk memperluas pasar tanpa kehilangan identitas.

Refleksi dan Arah ke Depan

Jika kita serius ingin menjadikan industri kreatif sebagai motor ekonomi baru, maka kita tak bisa memperlakukannya dengan pendekatan lama. Kita perlu membangun ekosistem yang berakar pada kearifan lokal, bukan yang membanjiri komunitas dengan logika pasar semata.

Songket Pandai Sikek bukan hanya tentang kain indah. Ia adalah tentang bagaimana suatu komunitas mengolah nilai menjadi produk, dan tentang bagaimana kita---sebagai bangsa---memutuskan apakah nilai-nilai itu layak dipertahankan dalam arus zaman.

Ekonomi kreatif bukan cuma soal ekspor budaya atau industri hiburan. Ia bisa dan harus menjadi jalan bagi daerah-daerah dengan kearifan lokal yang kuat untuk membangun masa depan ekonominya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun