Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Transformasi Songket Pandai Sikek : Satu Semangat Dua Pendekatan.

12 September 2025   06:29 Diperbarui: 12 September 2025   06:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Membumikan Kearifan Lokal Lewat Industri Kreatif: Menjaga Warisan, Merespons Zaman

Di sebuah studio batik di Pekalongan, Sari---desainer muda---meramu motif parang lawas dengan sentuhan warna neon dan bentuk geometris. Di seberang Nusantara, di sebuah rumah gadang tua di Pandai Sikek, Sumatera Barat, Mak Nur---penenun generasi keempat---masih duduk di alat tenunnya. Bedanya, kini cucunya merekam proses itu dan mengunggahnya ke TikTok.

Satu warisan, dua pendekatan, tapi satu semangat: menjaga tradisi sambil menjawab zaman.

Di tengah arus global dan digital yang begitu deras, para pelaku industri kreatif Indonesia dihadapkan pada dilema: bagaimana melestarikan nilai budaya tanpa terjebak nostalgia? Bagaimana menghadirkan produk yang berakar, namun tetap relevan?

Jawabannya ada pada keberanian untuk berdialog: antara tradisi dan inovasi.

Ketika Budaya Tidak Hanya Dikenang, Tapi Dihidupkan

Sering kali kita berpikir bahwa kearifan lokal adalah sesuatu yang sakral, harus dijaga dalam bentuk aslinya. Tapi tradisi sejatinya hidup karena ia lentur, menyesuaikan diri dengan konteks zaman.

Ambil contoh songket Pandai Sikek, salah satu warisan tekstil Minangkabau yang dikenal dengan motif rumit dan benang emasnya. Dulu hanya dipakai dalam upacara adat. Namun kini, berkat inisiatif pelaku kreatif muda, songket mulai tampil dalam bentuk blazer, tas, bahkan sneakers. Motifnya tetap asli, tapi tampilannya segar.

Salah satu komunitas penenun di Pandai Sikek bahkan bekerja sama dengan desainer diaspora di Eropa, memasarkan songket lewat katalog digital dan mengikuti pameran internasional. Transformasi ini bukan berarti kehilangan identitas, justru memperkuatnya di panggung dunia.

Seperti pepatah Minangkabau berkata:

"Alam takambang jadi guru."
(Alam yang terbentang luas adalah tempat belajar)
Tradisi harus belajar dari zamannya, bukan sekadar bertahan di balik etalase museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun