Sebagai akademisi, saya tidak ingin menuduh siapa pun. Tapi sebagai pembelajar pasar yang rasional, saya tahu satu hal: saham gorengan tidak bisa diandalkan sebagai kendaraan membangun kekayaan jangka panjang. Ia seperti roller coaster tanpa sabuk pengaman.
Tips Menghindari Saham Gorengan
Berikut beberapa kiat praktis yang bisa diterapkan oleh investor pemula agar tidak terjebak:
- Cek laporan keuangan terakhir di situs resmi BEI atau emiten. Jika tidak tersedia atau tidak wajar, abaikan.
- Gunakan rasio keuangan sederhana, seperti ROE, DER, dan Net Profit Margin, untuk menyaring saham yang layak.
- Hindari keputusan beli karena rumor atau bisikan grup. Beli karena paham, bukan karena ikut-ikutan.
- Jangan tergoda oleh janji "cuan cepat." Investasi adalah proses, bukan undian.
- Ingat prinsip dasar: high return always comes with high risk. Jika terlihat terlalu indah, kemungkinan besar memang tidak nyata.
Logika dan Literasi sebagai Tameng
Saham gorengan menggoda karena memberikan ilusi kemudahan. Tapi ekonomi tidak pernah lepas dari hukum sebab-akibat. Harga saham yang sehat selalu bertumpu pada nilai bisnis yang nyata.
Maka, jika kita ingin menjadi investor yang bertahan lama dan tumbuh kuat, mulailah dari hal paling mendasar: pahami bisnisnya, pelajari angkanya, dan kendalikan emosi.
Karena seperti yang selalu saya katakan di setiap forum:
"Belajar ekonomi itu sebenarnya mudah dan menyenangkan---asal kita tidak menyerahkan logika kepada euforia."
Itulah cara asik belajar ilmu ekonomi---bukan dengan menjauhi risiko, tapi dengan menghadapinya secara sadar dan cerdas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI