Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Mendeteksi Saham Gorengan.

11 Juli 2025   15:39 Diperbarui: 11 Juli 2025   15:39 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

2. Volume Perdagangan Meningkat Drastis

Volume transaksi yang tiba-tiba melonjak tajam bisa menjadi petunjuk bahwa ada "pemain besar" yang sedang menggerakkan harga. Ini tidak selalu buruk, tapi jika diiringi volatilitas tinggi dan tidak ada katalis yang jelas, waspadalah.

3. Bid-Offer yang Tidak Rasional

Perhatikan order book saham tersebut. Saham gorengan sering memiliki antrean beli dan jual yang tidak seimbang---misalnya antrean beli sangat tebal, tapi antrean jual tipis. Ini bisa jadi manipulasi visual untuk menciptakan ilusi permintaan tinggi.

4. Dibicarakan Masif di Grup atau Media Sosial

Banyak saham gorengan "dipasarkan" lewat grup WA, Telegram, forum saham, atau bahkan influencer yang tiba-tiba mempromosikan saham tanpa landasan analisis. Ingat, keramaian bukan jaminan kebenaran.

5. Tidak Ada Laporan Keuangan yang Kuat

Saham gorengan seringkali berasal dari emiten yang jarang atau terlambat merilis laporan keuangan, atau laporan keuangannya menunjukkan kinerja buruk. Dalam beberapa kasus ekstrem, perusahaan bahkan tidak punya kegiatan usaha aktif.

Siapa Di Balik Saham Gorengan?

Dalam praktiknya, saham gorengan biasanya digerakkan oleh bandar---pihak yang punya dana besar, akses informasi, dan strategi untuk mengatur pergerakan harga. Mereka membeli dalam jumlah besar secara bertahap, menciptakan tren naik, lalu memancing investor ritel untuk ikut.

Ketika harga sudah tinggi dan antusiasme pasar memuncak, bandar melepas sahamnya sedikit demi sedikit. Hasilnya: harga turun tajam, investor ritel panik, dan bandar sudah keluar duluan dengan keuntungan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun