Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id - www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Minangpreneur (8). Kenapa Dagang.

30 Maret 2025   06:47 Diperbarui: 30 Maret 2025   06:47 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Orang Minangkabau, sebuah suku yang terkenal dengan filosofi hidupnya yang mendalam, tidak hanya memiliki tradisi adat yang kaya, tetapi juga terkenal dengan kebiasaan mereka yang sangat erat dengan dunia perdagangan. Berdagang, bagi masyarakat Minangkabau, bukan sekadar profesi atau aktivitas ekonomi, melainkan sebuah tradisi yang diwariskan turun-temurun dalam setiap keluarga. Bagi mereka, berdagang adalah salah satu cara untuk mencapai kesejahteraan, namun lebih dari itu, ia juga mencerminkan prinsip-prinsip hidup yang diwariskan dalam adat istiadat dan keyakinan sosial. Mengapa ini bisa terjadi? Apa yang mendorong mereka untuk memilih jalur ini? Disini Kita akan menggali lebih dalam tentang alasan sosial dan psikologis yang membentuk kecenderungan orang Minangkabau untuk terlibat dalam dunia perdagangan, serta bagaimana tradisi ini menjadi bagian dari identitas budaya mereka.

Warisan Budaya dan Adat Minangkabau

Sebelum membahas alasan lebih dalam, perlu dipahami bahwa berdagang bagi orang Minangkabau bukanlah hal yang datang begitu saja, melainkan merupakan hasil dari proses panjang dalam pembentukan masyarakat. Salah satu nilai inti dalam adat Minangkabau adalah "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" (adat bersandar pada syariat, syariat bersandar pada Al-Qur'an). Prinsip ini mengajarkan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan kehidupan spiritual. Dalam hal ini, berdagang dilihat sebagai cara untuk mencari nafkah yang sah dan memberikan kontribusi pada masyarakat, selama dilakukan dengan jujur dan adil.

Orang Minangkabau juga memiliki sistem matrilineal, yang berarti harta warisan kaum atau suku (pusako tinggi, bukan milik pribadi/pusako randah) biasanya DIKELOLA atau diturunkan (bukan dimiliki mutlak) melalui garis ibu. Hal ini menciptakan kondisi sosial di mana perempuan memiliki peran penting dalam pengelolaan ekonomi keluarga. Sejak dulu, banyak perempuan Minangkabau yang menjadi pedagang sukses, baik di pasar tradisional maupun dalam perdagangan antar pulau dan negara. Model ekonomi ini memungkinkan mereka untuk memiliki kebebasan finansial dan kemandirian, yang sekaligus memperkuat posisi sosial mereka dalam masyarakat.

Psikologi Kewirausahaan dalam Diri Orang Minangkabau

Secara psikologis, ada beberapa faktor yang menjelaskan mengapa berdagang menjadi pilihan yang sangat digemari oleh orang Minangkabau. Pertama, ada aspek ketahanan mental dan semangat yang kuat untuk mandiri dan maju. Keluarga Minangkabau sering kali mengajarkan nilai-nilai yang menekankan pentingnya kerja keras dan kebebasan finansial. Nilai-nilai ini tidak hanya diwariskan oleh orang tua, tetapi juga menjadi bagian dari cerita-cerita rakyat, dongeng, dan bahkan pepatah yang sering didengar sejak kecil. Salah satu pepatah Minangkabau yang terkenal adalah "bagaikan padi, semakin berisi semakin menunduk", yang mengajarkan untuk selalu rendah hati meskipun telah sukses.

Aspek penting lainnya adalah keberanian untuk mengambil risiko. Berdagang, terutama dalam konteks tradisional, membutuhkan keberanian untuk menginvestasikan modal, berinteraksi dengan berbagai pihak, dan menghadapi ketidakpastian pasar. Orang Minangkabau memiliki kecenderungan untuk melihat risiko sebagai tantangan, bukan ancaman. Mereka sering kali dilatih sejak dini untuk menghadapi ketidakpastian dengan kepala tegak. Dalam banyak hal, ini berakar pada filosofi adat yang mengajarkan bahwa setiap permasalahan harus dihadapi dengan semangat gotong royong dan saling membantu.

Tradisi Keluarga dan Pembentukan Jaringan Sosial

Faktor sosial yang sangat mendalam dalam kecenderungan orang Minangkabau untuk berdagang adalah tradisi keluarga yang kuat. Keluarga Minangkabau, terutama dalam lingkup besar (suatu klan), memainkan peran yang sangat penting dalam pembentukan jaringan bisnis. Sebagai contoh, perdagangan antar pulau dan lintas negara sejak zaman dahulu dilakukan oleh keluarga-keluarga Minangkabau. Mereka membangun relasi bisnis yang kuat, berbasis pada kepercayaan dan saling menghormati, yang sudah terbentuk dalam budaya mereka. Dalam konteks ini, berdagang bukan sekadar untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk memperkuat dan menjaga keharmonisan keluarga serta meningkatkan status sosial dalam masyarakat.

Melalui sistem ini, setiap generasi Minangkabau diharapkan untuk melanjutkan tradisi berdagang. Dari sini, perdagangan bukan hanya menjadi pilihan profesi, tetapi juga menjadi alat untuk mempererat hubungan antar keluarga, memperkuat jalinan sosial dalam masyarakat, serta menjaga kestabilan ekonomi. Orang Minangkabau memahami bahwa melalui perdagangan yang sukses, mereka tidak hanya memperoleh keuntungan finansial, tetapi juga menjaga kelangsungan tradisi keluarga yang sudah lama terjalin.

Faktor Eksternal: Pengaruh Ekonomi Global dan Teknologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun