Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Cara asik belajar ilmu ekonomi www.unand.ac.id- www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Supaya Tiada Ketimpangan Gender di Tempat Kerja

18 Mei 2024   17:05 Diperbarui: 18 Mei 2024   17:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global adalah upaya untuk meningkatkan partisipasi, akses, dan kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi di tingkat global. Hal ini mencakup peningkatan kesempatan kerja, akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta dukungan untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah yang dimiliki oleh perempuan.

Jenis pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Pertama, pemberdayaan ekonomi melalui pendidikan dan pelatihan. Ini melibatkan peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan formal dan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja global. Contohnya adalah program pelatihan dalam bidang teknologi, keuangan, dan kewirausahaan yang memungkinkan perempuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka dalam menghadapi persaingan di pasar kerja global.

Kedua, pemberdayaan ekonomi melalui akses terhadap sumber daya dan modal. Perempuan sering menghadapi hambatan dalam hal akses terhadap modal finansial, tanah, dan teknologi. Oleh karena itu, upaya untuk memberikan akses yang lebih baik terhadap sumber daya ekonomi ini dapat membantu meningkatkan kontribusi perempuan dalam ekonomi global. Contoh dari ini adalah program pemberian kredit mikro dan dukungan teknis bagi usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan di berbagai negara.

Bentuk pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global juga dapat beragam. Salah satunya adalah promosi kesetaraan gender di tempat kerja. Hal ini mencakup upaya untuk mengurangi kesenjangan upah dan promosi antara perempuan dan laki-laki, serta menghilangkan diskriminasi gender dalam kebijakan penggajian dan promosi. Contoh konkretnya adalah implementasi kebijakan penggajian yang transparan dan adil, serta penghapusan praktik diskriminatif dalam seleksi dan promosi karyawan.

Urgensi pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global sangatlah penting dalam konteks pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Data dari Organisasi Kerja Internasional (ILO) menunjukkan bahwa jika kesenjangan gender dalam partisipasi tenaga kerja dapat dikurangi, maka PDB global dapat meningkat hingga 25 persen. Ini menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga merupakan strategi ekonomi yang cerdas.

Dalam rangka mencapai pemberdayaan perempuan dalam ekonomi global, diperlukan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga internasional. Melalui langkah-langkah konkret seperti kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, program pelatihan dan pendidikan khusus untuk perempuan, serta dukungan bagi usaha mikro dan kecil yang dimiliki oleh perempuan, kita dapat membangun ekonomi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan.


Ketimpangan gender di tempat kerja mengacu pada perbedaan perlakuan, hak, dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam konteks pekerjaan dan karir. Fenomena ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kesenjangan upah hingga kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan di tempat kerja.

Jenis ketimpangan gender di tempat kerja dapat dibedakan menjadi beberapa kategori. Pertama, kesenjangan upah, yang mengacu pada perbedaan dalam pembayaran antara laki-laki dan perempuan yang melakukan pekerjaan yang sama atau setara. Meskipun telah ada peningkatan kesadaran dan peraturan yang menentang diskriminasi upah berdasarkan gender, namun kesenjangan ini masih tetap ada dalam banyak sektor dan negara.

Kedua, kurangnya representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan dan pengambilan keputusan. Ini mencerminkan adanya hambatan-hambatan struktural dan budaya yang menghalangi perempuan untuk mencapai posisi-posisi penting dalam hierarki perusahaan. Contoh nyata dari ketimpangan ini adalah proporsi perempuan yang lebih rendah dalam dewan direksi perusahaan-perusahaan besar dan lembaga-lembaga publik.

Bentuk ketimpangan gender lainnya adalah diskriminasi dalam penempatan pekerjaan dan promosi. Perempuan sering mengalami diskriminasi dalam proses rekrutmen dan promosi, baik secara terang-terangan maupun tidak langsung. Hal ini dapat tercermin dalam preferensi terhadap kandidat laki-laki dalam penempatan pekerjaan tertentu, serta kurangnya dukungan dan peluang untuk pengembangan karir bagi perempuan di tingkat yang sama dengan laki-laki.

Fenomena ketimpangan gender di tempat kerja juga dapat dilihat dalam ketidaksetaraan akses terhadap pelatihan dan pengembangan keterampilan. Perempuan sering kali memiliki akses yang lebih terbatas terhadap pelatihan dan pengembangan keterampilan yang dapat meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka di tempat kerja. Ini dapat menghambat kemajuan karir dan penghasilan perempuan dalam jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun