Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB Universitas Andalas www.unand.ac.id www.eb.unand.ac.id https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Eid Mubarak 93: Mewaspadai Inflasi Global Pasca Idul Fitri

27 April 2024   22:04 Diperbarui: 27 April 2024   22:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Setiap tahun, momentum Idul Fitri tidak hanya menjadi momen kebahagiaan bagi umat Muslim di seluruh dunia, tetapi juga menandai periode penting bagi perekonomian global. Namun, pada tahun ini, kita menyaksikan sebuah fenomena yang menarik perhatian: lonjakan inflasi global pasca Idul Fitri. Fenomena ini merupakan sebuah tantangan serius yang menghadang pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19 dan memerlukan pemahaman mendalam dari perspektif ekonomi.

Pertama-tama, penting untuk memahami penyebab di balik lonjakan inflasi pasca Idul Fitri. Salah satu faktor utamanya adalah meningkatnya permintaan akan barang konsumsi seiring dengan tradisi belanja yang meningkat selama bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri. Konsumen cenderung meningkatkan pengeluaran mereka untuk mempersiapkan diri menjelang perayaan, seperti pembelian pakaian baru, makanan, dan kebutuhan lainnya. Hal ini mengakibatkan tekanan pada pasokan barang dan jasa, yang pada gilirannya mendorong kenaikan harga.

Selain itu, adanya kenaikan harga bahan bakar dan energi juga turut berkontribusi terhadap fenomena inflasi pasca Idul Fitri. Naiknya harga minyak mentah dan komoditas energi lainnya secara global memicu kenaikan biaya produksi dan distribusi barang. Akibatnya, produsen cenderung menaikkan harga jual mereka untuk menutupi biaya tambahan, yang kemudian tercermin dalam inflasi yang lebih tinggi.

Inflasi global pasca Idul Fitri merupakan fenomena yang menarik untuk dipahami dari sudut pandang ekonomi, karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait dan berpotensi mempengaruhi keseimbangan ekonomi global. Faktor-faktor utama yang berhubungan dengan lonjakan inflasi setelah perayaan Idul Fitri.

Pertama-tama, faktor internal yang berperan dalam menyebabkan inflasi pasca Idul Fitri adalah meningkatnya permintaan domestik. Tradisi belanja yang meningkat selama bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri mendorong masyarakat untuk meningkatkan pengeluaran mereka untuk membeli kebutuhan pokok dan barang konsumsi lainnya. Akibatnya, permintaan akan barang dan jasa meningkat tajam, yang berpotensi mendorong kenaikan harga secara keseluruhan.

Selanjutnya, kenaikan harga bahan bakar dan energi juga merupakan faktor eksternal yang signifikan dalam mempengaruhi inflasi pasca Idul Fitri. Harga minyak mentah yang naik secara global dapat memicu kenaikan biaya produksi dan distribusi barang, yang kemudian tercermin dalam kenaikan harga jual. Selain itu, fluktuasi nilai tukar mata uang juga dapat memengaruhi harga impor, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada impor barang konsumsi.

Selain faktor-faktor internal dan eksternal, faktor struktural juga memiliki dampak yang signifikan terhadap inflasi pasca Idul Fitri. Struktur pasar yang tidak efisien dan kurangnya persaingan dalam sektor tertentu dapat memberikan ruang bagi produsen untuk menaikkan harga tanpa terlalu mempertimbangkan biaya produksi yang sebenarnya. Selain itu, kebijakan pemerintah yang tidak tepat, seperti subsidi harga, juga dapat menciptakan distorsi harga dan mendorong inflasi yang lebih tinggi.

Dari perspektif teoritis, teori kuantitas uang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi pasca Idul Fitri. Menurut teori ini, jika jumlah uang yang beredar di pasar meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan output riil ekonomi, maka akan terjadi tekanan inflasi. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang tepat diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan uang dan pertumbuhan ekonomi agar inflasi tetap terkendali.

Untuk mengatasi lonjakan inflasi pasca Idul Fitri, langkah-langkah kebijakan yang holistik dan terkoordinasi diperlukan. Bank sentral dapat menggunakan kebijakan moneter untuk mengendalikan pertumbuhan uang dan menjaga stabilitas harga, sementara pemerintah dapat mengadopsi kebijakan fiskal yang bijaksana untuk memperkuat infrastruktur dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peran pengawasan dan regulasi pasar juga penting untuk memastikan persaingan yang sehat dan mengurangi kesempatan untuk manipulasi harga.

Dengan memahami kompleksitas faktor-faktor yang berhubungan dengan inflasi global pasca Idul Fitri, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengelola dampak ekonomi dari perayaan tersebut. Dengan demikian, kita dapat meminimalkan ketidakpastian ekonomi dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi global.

Namun, dampak dari inflasi pasca Idul Fitri tidak hanya terbatas pada kenaikan harga barang konsumsi dan energi. Implikasi jangka panjangnya dapat meluas hingga merambah ke berbagai aspek ekonomi. Salah satunya adalah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi, karena inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menghambat investasi bisnis. Ini dapat menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara keseluruhan dan menimbulkan ketidakpastian bagi pasar keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun